Johnny G. Plate. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pemerintah saat ini tengah menyiapkan peningkatan sumberdaya manusia untuk melakukan akselerasi transformasi digital nasional. Ada tiga tingkatan pelatihan yang kini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyiapkan SDM digital bekerja sama dengan sejumlah universitas dan perusahaan ternama.

Dijelaskan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, Selasa (28/12), program pelatihan digital ini terdiri dari keterampilan dasar melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), pelatihan tingkat menengah dalam Program Digital Talent Scholarship (DTS), serta tingkat atas melalui Program Digital Leadership Academy (DLA). Ia mengatakan pada 2022, target peserta tiga tingkatan pelatihan itu akan ditambah lebih banyak dan memperluas kerja sama dengan mitra.

“Bapak Presiden sudah menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur harus juga bisa digunakan dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat atau istilah beliau hilirisasi. Dalam rangka hilirisasi ini, maka ada banyak yang harus kita lakukan termasuk untuk mempersiapkan tersedianya sumberdaya manusia atau talenta digital yang memadai,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima.

Baca juga:  Dari Video Mesum di Renon Beredar di Medsos hingga Korban Jiwa COVID-19 Bali Capai Puluhan Orang

Menurut Menteri Johnny, pengembangan kapasitas SDM digital bukan hanya tugas Kementerian Kominfo semata. Ada peran kementerian dan lembaga serta ekosistem di Indonesia.

“Kita mempunyai infrastruktur TIK tapi kita tidak siap dengan sumberdaya manusianya, sehingga Kominfo mengambil inisiatif untuk melakukan program terkait dengan peningkatan kualifikasi dan kualitas sumberdaya manusia digital Indonesia dimulai dari level yang paling bawah yaitu basic skills,” jelasnya.

Dari evaluasi di 2021, capaian GNLD atau peserta pelatihan kecakapan digital tingkat dasar hampir 98,87 persen atau total 12.307.498 orang. Tahun depan, ditargetkan ada 12,5 juta orang yang akan berpartisipasi.

“Tahun depan kita akan lanjutkan ini dengan jumlah yang sama, tetapi belum tersedia di APBN anggarannya. Kami akan mencari dana atau sumber pembiayaan baru, bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sekitar 12 setengah juta lagi tahun depan. Dengan harapan di akhir tahun 2024, 50 juta penduduk Indonesia sudah mendapat pelatihan digital tingkat basic,” jelasnya.

Baca juga:  Miliki Keunggulan Nilai Luhur, Indonesia Berpeluang Besar Kembangkan Metaverse

Program GNLD yang pernah mendapat Prize Winner dari International Telecommunication Union PBB 2020 itu memberikan pelatihan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Ada empat kurikulum dasar yang diajarkan antara lain kecakapan digital, etika digital, keamanan digital dan budaya digital.

Di tingkatan menengah, DTS melatih setidaknya 600 ribu talenta digital setiap tahun. Targetnya tersedia 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan.

“Tahun depan, saya harapkan program ini melatih sekitar 200 ribu peserta dan ini juga kerjasama dengan lebih dari 100 perguruan tinggi di Indonesia dan perusahaan global,” tutur Menteri Johnny.

Menurut Menkominfo, realisasi target peserta Program DTS tahun 2021 berjumlah 131.204 orang peserta. Mereka telah mengikuti berbagai program pelatihan berkaitan dengan cloud computing, artificial intelligence, internet of things, virtual reality, augmented reality hingga coding.

Baca juga:  Perluas Jangkauan Internet, Menkominfo Jalin Kemitraan di MWC

“Program ini bekerjasama dengan banyak global technology company, baik dari Amerika, Eropa maupun Asia. Mulai dari Cisco, Apple, Microsoft, Huawei, Samsung, ZTE dan lain sebagainya mengambil bagian di dalam ini untuk ketersediaan tenaga-tenaga digital atau keahlian digital di tingkat menengah,” paparnya.

Sedangkan untuk DLA diikuti 306 peserta dengan menggandeng empat perguruan tinggi ternama di dunia. Yakni, Tsinghua University, National University of Singapore di Singapura, Oxford University di Inggris dan Harvard Kennedy School di Amerika Serikat. “2022 program ini akan dikembangkan dengan target 400 pimpinan lembaga publik dan C-level mengikuti program DLA yang harapan kami bekerjasama dengan 8 universitas top dunia,” jelasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN