Menjelang Galungan, penjual perangkat upacara dan penjor marak bermunculan di Denpasar. Aktivitas penjualan yang musiman ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi COVID-19. ekonomi Bali kembali mengalami kontraksi atau tumbuh -4,08% (qtq) dan tumbuh - 2,91% (yoy). (BP/Hendri Febriyanto)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah sempat mencatatkan pertumbuhan positif pada triwulan II 2021 sebesar 2,83% (yoy) dan 5,73% (qtq), di triwulan III 2021, ekonomi Bali kembali mengalami kontraksi atau tumbuh -4,08% (qtq) dan tumbuh – 2,91% (yoy). Kondisi itu terungkap dalam rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada Jumat (5/11).

Kepala BPS Bali Hanif Yahya menyampaikan dari sisi produksi, berdasarkan perbandingan triwulan III 2021 dengan triwulan II 2021, ada sejumlah lapangan usaha yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus cukup dalam. Ia merinci yang mengalami kontraksi cukup dalam adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yaitu -17,02 %. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada komponen Impor Barang dan Jasa yaitu – 21,18%.

Baca juga:  Menuju Pertumbuhan Berkualitas, HUT BPD Bali Usung Tema Bersinergi dan Berinovasi

Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu transportasi dan pergudangan yaitu -16,03%. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada komponen Impor Barang dan Jasa yaitu -52,02%.

Jika diakumulasikan pertumbuhan triwulan I 2021 sampai dengan triwulan III 2021, ekonomi Bali tercatat tumbuh negatif atau terkontraksi sedalam 3,43% (ctc). Struktur ekonomi Bali dari sisi produksi, pada triwulan III 2021 masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi sebesar 16,13% yang tumbuh -9,23% (qtq), -8,47% (yoy), -11,01 (ctc).

Baca juga:  Dari Tiga Hari Berturut-turut Tambah Kasus di Atas 70 hingga Riwayat Penyakit Pasien COVID-19 Meninggal ke-52

Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi
terbesar tercatat pada komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 55,42% yang tumbuh -0,91% (qtq), -1,09% (yoy), -1,05% (ctc).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, sebelumnya BI telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi pada triwulan III 2021, dengan adanya PPKM Darurat hingga PPKM level 4 dan 3. Hal ini menghambat pergerakan dan mobilitas manusia yang merupakan kunci pergerakan ekonomi. “Sesuai dengan proyeksi kami sebelumnya, perekonomian Bali pada triwulan III 2021 kembali tumbuh negatif 2,92% (yoy),” ujarnya

Baca juga:  Empat Wilayah Ini, Penyumbang Terbanyak Kasus Baru sampai Kematian COVID-19

Menghadapi situasi ini, Bank Indonesia memberikan sejumlah advisory dalam rangka pemertahanan ekonomi Bali. Diantaranya, ia merekomendasikan untuk mengawal kondisi COVID-19 dengan terus disiplin terhadap protokol kesehatan dan meneruskan vaksinasi. Hal ini penting untuk meningkatkan level of confidence wisatawan, pelaku usaha maupun konsumen. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN