Pramono Anung. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Vaksinasi COVID-19 berbayar bagi individu yang rencananya disalurkan lewat Kimia Farma dibatalkan Presiden Joko Widodo. Pembatalan itu disampaikan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Jumat (16/7).

Dalam rilis yang diterima, Pramono Anung mengatakan keputusan ini diambil Presiden setelah mendengar masukan banyak pihak. “Setelah mendapatkan masukan dan juga respons dari masyarakat, Presiden telah memberikan arahan dengan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semuanya dibatalkan dan dicabut,” tegas Pramono.

Baca juga:  Presiden Jokowi Targetkan 30 Pesemaian Hasilkan 360 Juta Bibit

Dengan demikian, seluruh vaksinasi akan tetap menggunakan mekanisme seperti yang telah berjalan saat ini yakni gratis bagi seluruh masyarakat. “Semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden sebelumnya,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait dengan Vaksinasi Gotong Royong, mekanismenya tetap dilakukan melalui perusahaan. Perusahaan yang akan menanggung seluruh biaya vaksinasi bagi karyawannya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Kabinet juga menyampaikan arahan tegas Presiden Joko Widodo kepada seluruh jajarannya di kabinet untuk memiliki rasa kepekaan sosial dalam suasana pandemi ini. “Presiden telah menegaskan bahwa dalam PPKM Darurat ini tentunya “sense of crisis” seluruh kementerian/lembaga, para pemimpin itu harus ada,” ujarnya.

Baca juga:  Saat Lebaran, Presiden Jokowi Dijadwalkan Gelar "Open House" di Jakarta

Terkait hal tersebut, Presiden melarang seluruh menteri maupun kepala lembaga untuk bepergian ke luar negeri jika tidak ada hal yang bersifat khusus serta tanpa ada izin dari Presiden. “Yang boleh bepergian ke luar negeri hanya Menteri Luar Negeri karena memang sesuai dengan bidang tugasnya. Yang lainnya, kalau ada hal yang bersifat khusus harus mendapatkan izin secara langsung dari Bapak Presiden,” tegas Pramono.

Baca juga:  Vaksinasi Gotong Royong Dorong Kekebalan dan Produktivitas

Presiden juga mengimbau kepada kementerian/lembaga untuk proaktif membuat dan memfasilitasi isolasi mandiri (isoman) bagi pegawainya yang terpapar COVID-19. Pramono memperkirakan setiap kementerian/lembaga atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi 300-500 pasien.

“Untuk itu, dibuat secara baik, dipersiapkan, dan kemudian nanti pemerintah juga bertanggung jawab untuk mempersiapkan seluruh obat-obatan kepada isoman yang akan bergabung itu,” tandasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *