Sejumlah pesawat maskapai penerbangan Inggris, British Airways terparkir di Bandara. (BP/Antara/theconversation.com)

LONDON, BALIPOST.com – Puncak musim panas di Inggris dan sejumlah negara akan dimulai. Tak ingin kehilangan peluang untuk meraup keuntungan di musim panas ini, maskapai penerbangan dan travel agent di Inggris akan menggelar aksi.

Rencananya aksi digelar pada Rabu (23/6) untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah agar melonggarkan pembatasan perjalanan. Dikutip dari Kantor Berita Antara, perusahaan perjalanan, yang keuangannya “berdarah-darah” selama pandemi, sangat ingin menghindari hilangnya peluang musim panas kedua karena COVID-19.

Tetapi dengan persyaratan karantina ketat Inggris yang masih berlaku sekarang, nampaknya hal itu tidak mungkin. Saat waktu terus berjalan hingga Juli, maskapai penerbangan terbesar di Eropa, Ryanair dan Manchester Airports Group pada Kamis (17/6) meluncurkan tindakan hukum untuk mencoba membuat pemerintah melonggarkan aturan sebelum musim paling menguntungkan industri itu dimulai.

Baca juga:  Sektor Non Esensial Diminta Patuhi PPKM Darurat, Tak Paksakan Pekerja WFO

Pada Rabu, 23 Juni, pilot, awak kabin, dan agen perjalanan akan berkumpul di Westminster, London. Juga di bandara di seluruh Inggris untuk mencoba menggalang dukungan.

Industri penerbangan Inggris lebih terpukul oleh pandemi daripada rekan-rekannya di Eropa, menurut data yang diterbitkan oleh serikat pekerja pilot BALPA pada Minggu (20/6). Dari data, kedatangan dan keberangkatan harian ke Inggris turun 73 persen pada hari rata-rata awal bulan ini dibandingkan sebelum pandemi, penurunan terbesar di Eropa. Spanyol, Yunani dan Prancis turun kurang dari 60 persen.

Baca juga:  Cegah Kolapsnya Ekonomi Bali, Anggota DPD dan DPR Diminta Bersuara

Bandara Inggris juga terkena dampak buruk, dengan lalu lintas masuk dan keluar dari bandara tersibuk kedua di London, Gatwick, turun 92 persen, menurut data.

Waktu hampir habis untuk industri itu, kata serikat pekerja. “Tidak ada waktu untuk bersembunyi di balik gugus tugas dan tinjauan,” kata Sekretaris Jenderal BALPA, Brian Strutton.

“BALPA menuntut agar Pemerintah Inggris bertindak bersama dan membuka rute AS dan tujuan wisata liburan Eropa yang telah diblokir tanpa bukti yang dipublikasikan sama sekali.”

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Harian Nasional di Atas 2.000, Seribuan Orang Ada di Provinsi Ini

Lebih dari 45.000 pekerjaan telah hilang di industri penerbangan Inggris. Diperkirakan 860.000 pekerjaan penerbangan, perjalanan dan pariwisata hanya ditopang oleh skema cuti pemerintah. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *