I Wayan Darmanta memperlihatkan foto keponakannya, I Gede Kartika bersama orangtuanya. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Sebanyak 53 kru KRI Nanggala-402 sampai Minggu (25/4), belum ada kabar ditemukan. Kapal selam ini dinyatakan tenggelam pada Sabtu (24/4), setelah sebelumnya hilang kontak di perairan Bali bagian utara sejak Rabu (23/4).

Salah satu kru Nanggala merupakan orang Bali yang berasal dari Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, yaitu I Gede Kartika. Paman dari I Gede Kartika, I Wayan Darmanta saat disambangi di kediamannya, menuturkan, kalau awalnya pihaknya tidak tahu keponakannya ada di dalam Nanggala-402.

Akan tetapi, karena keponakannya merupakan angkatan laut, dirinya melihat daftar nama-nama kru yang ada di dalam kapal. “Setelah saya lihat daftar nama itu, ada nama keponakan saya di sana. Urutan namanya ada pada posisi kelima. Setelah itu, saya langsung hubungi adik di Sulawesi untuk menanyakan ini. Dan benar katanya I Gede Kartika ikut di dalam kapal itu,” ucapnya.

Darmanta, mengatakan, sampai saat ini pihak keluarga masih menunggu dan melihat perkembangan terbaru terkait proses pencarian kapal selam tersebut. Melalui televisi, media sosial termasuk teman-teman di angkatan laut. “Saya terus memantau perkembangan pencarian terkini,” katanya.

Baca juga:  Berhasil Kendalikan Inflasi, Daerah Disediakan Insentif

Darmanta bersama pihak keluarga hanya bisa berdoa kepada Ida Hyang Widhi Wasa agar kapal segera dapat ditemukan dan keponakannya ini diberikan keselamatan. “Saya berharap, keponakan bisa bertahan hidup. Bukan hanya keponakan saya saja, tapi semua kru juga diberikan keselamatan. Semoga masih ada keajaiban dari Tuhan, keponakan saya diberikan keselamata  bersama kru yang lainnya. Karena apapun masih bisa terjadi,” katanya.

Dia menjelaskan, pihaknya keluarga sempat menanyakan ke balian (orang pintar) terkait hilangnya Nanggala-402. Karena, selaku orang Bali selalu percaya ada cara niskala yang harus ditempuh.

Menurut hasil penerawangan balian, saat latihan kapal di bawah menabrak ikan besar. Sehingga membuat kapal menjadi terguncang di tengah laut. “Setelah nunasang itu, saya langsung disarankan untuk mapiuning ke segara (memohon maaf ke laut). Dan hari itu, saya langsung mapiuning pejati ke Segara Watu Klotok untuk memohon kepada Ida Athara Baruna agar keponakan diberikan keselamatan,” paparnya.

Baca juga:  Kera di Bali Barat Banyak Berkeliaran di Jalan, Pengelola TNBB Beri Rambu Larangan Memberi Makan

Dia menjelaskan, kalau keponakannya ini tidak tinggal di desanya, melainkan di Sulawesi. Pasalnya, keponakannya ini lahir dan besar di sana karena orangtuanya transmisgrasi ke Sulawesi.

“Sekarang keponakan saya sudah menikah. Dan sudah punya anak laki-laki satu, umur empat tahun. Dan saat ini, istrinya sedang mengandung anak kedua yang usianya kandungannya sudah menginjak sekitar tujuh bulan,” tuturnya.

Menurut, Darmanta, dirinya terakhir ketemu dengan keponakannya itu sekitar 2,5 tahun lalu. Kala itu, keponakannya pulang ke kampung karena pas kebetulan dapat libur dari tugas negara yang dijalaninya.

Saat itu, dirinya sempat menanyakan karir dirinya sebagai anggota TNI. Dan setiap ada upacara besar, ngaben, dan yang lainnya pasti pulang ke kampung.

“Saya sempat tanya, gimana kariernya? Dia menjawab bagus, sudah jadi kapten. Saya sempat berpesan supaya tetap disiplin dan mematuhi pimpinan dalam menjalankan tugas negara dan tetap kuat,” ujarnya.

Baca juga:  Hujan Seminggu Terakhir, Jalan di Kota Amlapura Amblas

Ia mengatakan, keponakannya ini mengaku sudah banyak sempat naik kapal perang, mulai dari KRI Dewa Ruci dan kapal lainnya.

Lebih lanjut dikatakannya, sehari sebelum kejadian menimpa keponakannya ini, sejatinya dirinya sempat bermimpi ada dua ekor ayam hitam yang hilang. Tak hanya dirinya, adiknya juga sempat bermimpi kalau cucunya hilang.

Karena bermimpi seperti itu, dirinya sempat berpikir apa yang akan terjadi dari mimpi itu. “Saya sempat berpikir, akan ada masalah apa di kantor. Makanya saya hati-hati di kantor. Dan keesokan harinya, terjadilah kejadian kapal selam ini hilang kontak. Setelah cek daftar kru, benar saja nama keponakan saya ada di sana,” ceritanya.

Ia menyatakan, biasanya keponakannya selalu memberikan informasi ketika hendak latihan untuk minta didoakan diberikan keselamatan saat bertugas. Tapi kali ini, sama sekali tidak ada informasi apa-apa. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *