Pura Puseh Desa Batuan. (BP/kup)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pura Puseh dan Pura Desa, Desa Adat Batuan sudah hampir setahun ditutup akibat pandemi COVID-19. Bendesa Adat Batuan, Nyoman Megawan Jumat (16/4) mengatakan awal April 2021, Pura Puseh dan Pura Desa Batuan kembali dibuka untuk kunjungan wisatawan.

Diungkapkannya, Pura Puseh dan Pura Desa Batuan ini dibuka kembali tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Prajuru Pura Puseh dan Pura Desa Batuan sudah menyiapkan beberapa wastafel untuk cuci tangan sebagai prasyarat penerapan prokes.

Megawan menjelaskan pemerintah membuka sejumlah ruang kegiatan pariwisata. Untuk itu, Pura Puseh dan Pura Desa Batuan kembali dibuka untuk pariwisata.

Baca juga:  Cuti Bersama, Gianyar Tetap Buka Instansi Pelayanan Publik

Dipaparkannya, wisatawan yang berkunjung ke Pura Puseh dan Pura Desa wajib memenuhi prokes terutama menggunakan masker. Sebelum memasuki lingkungan dalam pura, wisatawan selaku pengunjung wajib mencuci tangan.

Megawan menyampaikan Pura Puseh dan Desa Batuan sudah menyiapkan tenaga khusus untuk melakukan pengecekan suhu wisatawan yang masuk ke lingkungan dalam pura. “Pecalang juga siap mengarahkan pengunjung mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan,” ucapnya.

Baca juga:  Loket Pungutan Wisman akan Disediakan di Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai

Pura Puseh dan Pura Desa Batuan merupakan bagian bangunan cagar budaya yang ada di Bali. Keberadaannya berkaitan erat dengan perjalanan sejarah dan tatanan kehidupan masyarakat Bali.

Disebutkan dalam sebuah prasasti bahwa Pura Puseh Batuan dibangun sekitar tahun Saka 944 (1020 M) pada zaman pemerintahan Raja Paduka Aji Sri Dharmawangsa Wardhana dari Dinasti Warmadewa. Sebuah peninggalan bangunan kuno dan masih lestari sampai sekarang ini, memiliki latar belakang sejarah sudah berumur hampir mencapai seribu tahun dan nilai artistik tinggi.

Baca juga:  Banyak Desa Wisata di Bangli Seumur Jagung

Ini menjadi daya tarik untuk bisa disaksikan wisatawan. Mengenai dana punia atau donasi ke pura, Megawan menyampaikan prajuru meminta kerelaan dari wisatawan selaku pengunjung.

Berbeda sebelum COVID-19, dana punia dari pengunjung mencapai Rp 20 ribu per orang. Dalam sehari, donasi yang masuk rata-rata Rp 20-30 juta.

Setelah dibuka kembali, Prajuru Pura akan merancang tontonan kesenian bagi wisatawan. “Lokasi pura berdekatan dengan Sekolah Dasar (SD), Kami akan kerjasamakan dengan SD untuk penampilan kegiatan seni dan budaya,” tambahnya. (Wirnaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *