Ilustrasi. (BP/Tomik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dinas Pendidikan Klungkung telah menyusun data Anak Tidak Sekolah (ATS), untuk selanjutnya dapat ditangani. Hasil croscek langsung ke desa-desa, ditemukan ATS masih cukup banyak di Klungkung.

Total ada sebanyak 206 orang. Dari jumlah itu, Kecamatan Nusa Penida memiliki angka tertinggi, meski sudah berkembang pesat sebagai kawasan pariwisata unggulan di Bali.

ATS merupakan anak usia sekolah yang tidak sekolah. Alasannya cukup beragam.

Dinas Pendidikan melakukan penelusuran ke desa-desa agar mereka bisa ditangani dan mendapat hak yang sama dalam pendidikan. Data terbaru dari Dinas Pendidikan Klungkung menunjukkan, di Kecamatan Banjarangkan ada sebanyak 37 orang ATS, di antaranya dari buta aksara sebanyak 15 orang, DO SD 4 orang, tamat SD 7 orang, DO SMP 6 orang, tamat SMP 2 orang dan DO SMA 3 orang.

Kecamatan Klungkung sebanyak 29 orang ATS. Di antaranya buta aksara 13 orang, DO SD 5 orang, tamat SD 2 orang, DO SMP 2 orang, tamat SMP 4 orang dan DO SMA 3 orang. Kecamatan Dawan sebanyak 37 orang, di antaranya buta aksara 1 orang, DO SD 14 orang, tamat SD 2 orang, DO SMP 4 orang, tamat SMP 11 orang, DO SMA 5 orang. Terakhir, Kecamatan Nusa Penida terbanyak mencapai 103 orang, di antaranya buta aksara 12 orang, DO SD 18 orang, tamat SD 13 orang, DO SMP 29 orang, tamat SMP 8 orang, DO SMA 23 orang.

Baca juga:  Budaya Literasi, Kunci Kemajuan Umat Hindu

Jadi, total semuanya berjumlah 206 orang, dengan total 41 orang buta aksara, 41 orang DO SD, 24 orang tamat SD, 41 orang DO SMP, 25 orang tamat SMP dan 34 orang DO SMA.

Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Ketut Sujana, ditemui di Ruang Kerjanya, Senin (22/3) mengatakan data ini tersusun sejak 2020, setelah bertemu langsung dengan pihak perangkat desanya. Tetapi, kenapa sampai mereka tidak sekolah, belum diketahui.

Baca juga:  Jatah Dana Pusat Dipangkas, Gaji Guru Kontrak Terancam Tidak Terbayar

Sebab, dialog belum dilakukan langsung dengan anak-anak ini. Ia mengatakan pihaknya akan turun lebih lanjut, setelah mengantongi nama-nama ATS beserta alamatnya.

Melihat persoalan ini, Sujana menegaskan akan memanfaatkan Layanan Tutor Keluarga dari guru PNS. Nanti tutor ini memberikan pendampingan dalam proses pembelajaran.

Sebanyak 206 ATS ini akan dibagi menjadi kelompok kecil. Satu kelompok isinya sekitar lima orang. “Kalau lokasinya jauh-jauh, tetap digarap satu orang-satu orang oleh guru PNS. Kalau dekat atau terjangkau, bisa digarap PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat,” katanya.

Mayoritas ATS ini, kata Sujana, karena mereka dari keluarga tidak mampu. Ada juga ATS yang sudah ada beasiswa, tetapi tetap memilih tak mau sekolah.

Bahkan, ada ATS yang sampai langsung dijemput ke lokasi, tetap juga tak mau. Kondisi demikian ada di semua jenjang, baik SD, SMP dan SMA. “Kalau yang jenjang SMA kebanyakan karena drop out. Ada yang dikeluarkan dari sekolah. Ada juga yang harus kawin atau pernikahan dini. Ini terjadi saat pandemi, tetapi tidak banyak,” katanya.

Baca juga:  Denpasar Miliki 106 ATS dan APS, Jemput Bola akan Diterapkan

Setelah ATS ini didampingi lewat Layanan Tutor Keluarga, nanti ada ujian keseteraan atau ujian paket. Untuk tahun ini jadwalnya antara lain untuk Paket C tahun ajaran 2020/2021 mulai dari Senin 5 April sampai Sabtu 10 April.

Sedangkan Paket B jadwalnya Senin 3 Mei sampai Sabtu 8 Mei. Karena tidak bisa dengan sistem daring, maka ujiannya dilakukan dengan luring (luar jaringan). “Kalau bisa nanti tatap muka saja. Kalau tidak bisa, nanti mereka bisa ambil soal ujiannya dan di bawa pulang. Jadi tetap ada ujian,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *