Suasana Museum Bali, Denpasar yang sepi pengunjung saat pandemi Covid-19. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak pandemi Covid-19 melanda, kunjungan wisatawan ke Museum Bali nyaris tak ada. Sangat berbeda dengan kondisi sebelum pandemi.

“Sekarang memang tidak ada kunjungan sama sekali ke museum. Sejak pandemi, kunjungan ke Museum Bali nyaris tak ada alias nihil. Yang ada hanya beberapa orang untuk kepentingan foto prawedding,” ujar Kepala UPTD Museum Bali I Wayan Andra Septawan, Rabu (11/11).

Dikatakan, sebelum Covid-19, kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara atau domestik maupun mancanegara cukup banyak. Rata-rata 100 orang per hari.

Berkunjung ke museum Bali, wisatawan dikenakan biaya sesuai Perda. Wisatawan mancanegara dewasa dikenakan Rp 50 ribu dan anak-anak Rp 25 ribu. Sedangkan wisatawan nusantara dewasa dikenai Rp 25 ribu dan anak-anak Rp 10 ribu. Sementara pengunjung untuk foto prawedding, juga dikenai biaya. Mancanegara dikenai Rp 1 juta dan lokal Rp 500 ribu. Semua biaya itu disetor ke kas daerah.

Baca juga:  Susu Kedelai Bisa Tekan Risiko Kanker Payudara, Yuk Simak 6 Manfaatnya

Dikatakan, selama pandemi, para pegawai selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum ke ruangan, mereka dicek suhu tubuhnya dan mencuci tangan di tempat yang telah disediakan dan wajib memakai masker.

Demikian juga saat melaksanakan kegiatan yang melibatkan masyarakat, prokes diterapkan secara ketat.

Seperti pada saat menggelar seminar dan display seni lukis, Minggu (8/11/2020) di Museum Le Mayeur, Sanur, Bali. Dalam pelaksanaan seminar dan display lukisan, pihaknya menekankan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, dengan tiga M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.

Baca juga:  Koleksi Topeng Museum Bali Mayoritas untuk Seni Pertunjukan

Seperti diketahui, UPTD Museum Bali melaksanakan kegiatan seminar dan display lukisan yang melibatkan anggota Sanggar Seni Lukis Anak-Anak Cipta Ardhanari, Desa Cemagi, Mangwi Badung.

Kegiatan itu merupakan kelanjutan dari kajian lukisan Le Mayeur yang nantinya akan dicetak menjadi sebuah buku. Sedangkan display melukis yang dilaksanakan di Museum Le Mayeur juga merupakan rangkaian dari acara seminar. Tujuannya agar Museum Le Mayeur lebih dikenal oleh generasi muda.

Baca juga:  Masih Tinggi, Penambahan Kasus Positif COVID-19 di Bali

“Kami juga memberi edukasi ke generasi muda agar mencintai museum. Kegiatan ini dalam upaya mengenang dan memperkenalkan lebih luas kepada masyarakat supaya generasi muda mengetahui peran, tugas dan fungsi museum yakni menyimpan, memelihara dan memamerkan warisan budaya bangsa,’’ ujar Kepala UPTD Museum Bali I Wayan Andra Septawan. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *