Festival Tanah Lot akan kembali digelar untuk upaya pemulihan pariwisata. Dilakukan juga pementasan Okokan Massal saat pembukaannya, 13 Maret 2020. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Penyebaran virus Corona (COVID-19) diakui berdampak besar pada sektor pariwisata, termasuk di Kabupaten Tabanan. Industri pariwisata pun mulai terpengaruh.

Di DTW Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, penurunan kunjungan wisatawan sampai saat ini berkisar 40 persen. Hal ini tentu berdampak pada potensi pendapatan daerah, mengingat DTW Tanah Lot merupakan salah satu penyumbang PAD terbesar.

Terkait hal ini, pengelola Tanah Lot akan kembali menggelar Tanah Lot Festival. Selain festival tahunan, kali ini juga digelar pagelaran Okokan kolosal bertema ‘Nangluk Merana’.

Baca juga:  Agar Tak Berbenturan dengan KTT G20, Caru Nangluk Merana di Pedungan Digelar Malam

Sekda Tabanan I Gede Susila mewakili Bupati Tabanan didampingi Manager DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana, Camat Kediri I Made Murdika, Bendesa Beraban, dan event organiser dalam temu media, Minggu (8/3) mengatakan, Festival Tanah Lot and Food Festival 2020 mengambil tema ‘Tirta Kamandalu’ yang memiliki makna air suci dari dasar samudra yang menjadi sumber kehidupan. “Event yang digagas Bupati Tabanan ini sebagai moment recovery dari efek mewabahnya COVID-19 yang serta merta berdampak pada kehidupan pariwisata di Bali khususnya,” terangnya.

Baca juga:  Seribuan Petugas DHLK Dikerahkan Bersihkan Sampah Pangerupukan

Ia mengatakan Okokan Kolosal bertema ‘Nangluk Merana’ digelar saat pembukaan festival pada 13 Maret 2020. Okokan sendiri yaitu pertunjukan tradisi yang pada umumnya digelar untuk mengusir bala atau musibah, serta penyakit, hama, bencana dan sejenisnya.

Sekitar 900 seniman dan penari berasal dari 7 banjar di Desa Pekraman Kediri asal tradisi Okokan itu dilibatkan. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN