GIANYAR, BALIPOST.com – Dr. I Wayan Kun Adnyana menggelar pameran lukisan tunggal di Neka Art Museum, Jalan Raya Sanggingan, Ubud. Pembukaan pameran yang dihadiri H. Erick Tohhir BA., MBA., ini dibuka pada Jumat (11/10) malam.

Pameran tunggal dari seniman yang juga Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali ini menampilkan 33 lukisan. Erick Tohhir dalam sambutanya berharap karya dari Dr. I Wayan Kun Adnyana bisa menjadi inspirasi.

Menurutnya, setelah melihat sejumlah karya yang dipamerkan, banyak pesan yang bisa disampaikan kepada masyarakat. “Saya lihat banyak pesan yang disampaikan, dimana untuk maju, harus mulai dari kerja keras. Harapan kita pameran ini bisa menjadi inspirasi untuk Bali yang lebih baik,” katanya.

Baca juga:  Bendungan Terbesar Segera Dibangun, Bupati Bangli Tak Sepakat Nama Belok Sidan Digunakan

Selain itu, menurutnya, lukisan karya Kun Adnyana juga memberikan beragam informasi hingga kritik terhadap pemerintah. “Ini merupakan bagian pemberdayaan yang baik untuk pola pemikiran memajukan bangsa,” katanya.

Paling penting bagi Erick Tohhir, ini memberikan apresiasi terhadap kebudayaan yang terus dibangun. Menurutnya ke depan kebudayaan harus tetap menjadi nilai ekonomi yang memberi manfaat untuk masyarakat. “Kebudayaan berbeda dengan sumber daya alam yang bisa habis. Kita tidak bisa mengandalkan sumber daya alam, maka itu kebudayan harus menjadi nilai ekonomi,” katanya.

Baca juga:  Bayak Gelar Pameran di AS, Angkat Tema "Tuhan Lama dan Baru di Bali"

Sementara itu Kun Adnyana mengatakan pameran lukisan ini adalah sebuah diseminasi hasil penelitian yang sudah dilakukan selama 3 tahun. Pameran kali ini juga menjadi pamerannya yang ketiga dalam beberapa tahun terakhir, yang didanai Kementerian Riset Dikti. “Saya ambil tiga konsep pendekatan estetika. Misal pendekatan dengan membingkai ulang dari relief di Yeh Pulu kemudian menjadi karya yang baru,” katanya.

Pemilik Neka Art Museum, Pande Wayan Suteja Neka mengatakan sejak mahasiswa, I Wayan Kun Adnyana sudah menjadikan Museum Neka sebagai tempat pameran. Bahkan hal itu berlangsung hingga seniman berkepala plontos itu bergelar doktor. “Kesempatan ini beliau memajang lukisan berjudul Sudra Sutra, hasil penelitian selama 3 tahun pada relief Yeh Pulu,” katanya.

Baca juga:  4 Tahun Terakhir, Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Gianyar Beralih Fungsi

Kurator pameran, Warih Wisatsana mengatakan sudah tiga kali menjadi kurator pameran Dr I Wayan Kun Adnyana. Mulai dari pameran Museum Neka, pameran di Taiwan, Sydney hingga kini kembali ke Museum Neka dengan menampilkan karya lukisan hasil research dari relief Yeh Pulu. “Karya Kun Adnyana ini merupakan research yang panjang, yang diimbangi dengan kecerdasan sosial,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *