Tanah Plaba Pura Ulun Danau Buyan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada ditimbun dengan tanah galian pembuatan badan jalan shortcut. Tanah plaba pura itu sebelumnya sering tergenang ketika air danau meluap, sehingga areal itu tidak berfungsi. (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Setiap air pasang, tanah plaba Pura Ulun Danau Buyan Desa Pancasari, Kecamatan Suaksada ikut tergenang. Saat tergenang karena luapan air seperti beberapa tahun terakhir, areal plaba pura tidak dapat berfungsi ketika digelar upacara melasti atau upacara lain di pura setempat.

Tidak ingin masalah itu tidak tertangani dengan permanen, prajuru Desa Pakraman Pancasasri melakukan penataan di atas tanah plaba pura itu. Areal dengan luas sekitar 10 are itu sejak tiga hari lalu diurug. Material itu didapat dari hasil penggalian pembuatan badan jalan baru batas kota Singaraja – Menguwitani atau yang lebih dikenal dengan proyek jalan shortcut titik lima dan enam di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada.

Bendesa Adat Pakraman Pancasari A.A. Ngurah Dharma Wirata dihubungi Rabu (10/4) mengatakan, sesuai sertifikat tanah Drue Pura (DP) Ulun Danau Buyan tercatat seluas 28 are. Dari luas itu, ada sekitar 10 are tanah plaba berada di tepian Danau Buyan. Tanah itu lama difungsikan untuk areal melasti dan upacara yadnya di pura setempat.

Baca juga:  Hujan Lebat, Kawasan Parkir Bandara Ngurah Rai Tergenang

Sejak beberapa kali air danau pasang, tanah itu ikut tergenang dan tidak dapat difungsikan. Tidak ingin masalah itu terus terulang dan bersamaan dengan program normalsiasi kawasan Danau Buyan, sehingga tanah tersebut sekarang diurug dengan tanah hasil galian proyek jalan shortcut.

“Kebetulan karena ada tanah galian gratis dan pemerintah ke depan akan menormalsiasi kawasan danau ini, areal plaba pura itu kami urug. Nantinya, tanah itu akan datar sama dengan areal parkir di pingir jalan saat ini, sehingga bisa difungsikan ketika krama menggelar upacara di pura,” katanya.

Menurut Dharma Wirata, setelah pemadatan areal plaba pura, pihkanya akan kembali menata kawasan tersebut. Areal yang sudah datar itu kembali dipasangi beton vaping. Selain itu, posisi wantilan yang juga posisisnya lebih rendah dari lahan parkir saat ini, akan didata. Di lokasi itu ada galian bekas kolam yang tidak epektif, sehingga loaksi itu ditutup dengan tanah urug.

Baca juga:  12 Taekwondoin Bali Dipanggil Seleknas SEA Games

Terkait kemungkinan timbunan tanah erosi dan masuk ke dalam danau, Dharma Wirata menyebut kecil kemungkinan terjadi hal tersebut. Ini karena, tanah plaba pura yang diurug itu lokasinya di luar tanggul yang sudah dibangun pemerintah. Kalau timbunan tanah itu erosi karena tergerus hujan, pihaknya memastikan tanah itu tidak akan masuk ke areal danau, karena sudah dihalangi tanggul. “Kalau untuk di lokasi plaba pura yang kita urug di luar tanggul yang dibuat pemerintah, sehingga dijamin tidak tanah yang kami timbun itu tidak mudah longsor apalagi masuk dalam danau,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) menyambut positif upaya prajuru Desa Pakraman Pancasasri yang telah menata areal tanah plaba pura. Ini setelah pihkanya melihat pengerjaan pemadatan tanah plaba pura itu Selasa (9/4) lalu. Bupati mengatakan, posisi lebih tinggi dari genangan danau, maka tanah plaba pura itu dapat difungsikan baik untuk keentingan Desa Pakraman maupun mendukung program pemeirntah yang rutin setiap tahun menggelar hajatan Festival Danau Buyan.

Baca juga:  Cuaca Buruk, Wabup Kasta Minta Warga Waspada Bencana

“Saya sudah lihat langsung dan penimbunan itu sangat positif untuk menyelematkan tanah plaba pura, karena sangat diperlukan untuk menunjang upacara di pura atau kegiatan lain,” katanya.

Untuk itu, setelah penimbunan tuntas Bupati mengusulkan perlu dilakukan dengan membuat senderan permanen untuk mencegah kemungkinan tanah mengalami erosi kemudian materialnya memicu pendangkalan. Untuk itu, dengan ditetapkannya Danau Buyan dan Danau Tamblingan menjadi danau prioritas dua Nasional, dipastikan tanggungjawab penanganan Danau Buyan dan danau Tambilngan secara komprehensif akan dilakukan melalui kebijakan pemerintah pusat. Dengan tanggungjawab itu, pihkanya optimis kerusakan danau yang terjadi sekarang ini bisa ditangani dengan optimal termasuk menjaga kelestarian di Pura Ulun Danau Buyan. “Tidak mudah mendapatkan danau prioritas dua Nasional tanpa ada pendekatan yang baik ke pusat. Sekarang sudah ditetapkan mulai tahun 2020 penanganan komprehensif danau yang rusak ini ditangani dengan optimal,” tegasnya. (mudiarta/Balipost)

 

 

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *