bundaran ngurah rai
Pesawat bersiap mendarat di Bandara Ngurah Rai, Minggu (22/10). (BP/dok)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Sebelum pengeboran untuk struktur dinding Underpas Tugu Ngurah Rai, mulai dikerjakan awal November mendatang, saat ini sejumlah persiapan sudah dilakukan. Selain pembuatan jalan detour (jalan alih darurat) sebagai rekayasa lalin di sisi selatan dan utara bundaran, di bagian tengah bundaran kini sedang dipersiapkan area kerja.

I Nyoman Yasmara selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII, saat dikonfirmasi, Munggu (22/10) mengatakan, untuk jalur dari arah Nusa Dua ke Denpasar maupun sebaliknya, tidak akan ditutup. Hal itu ditegaskannya  karena sebelumnya banyak warga yang mengira jalur itu ditutup. Untuk itu, rekayasa lalin perlu dilakukan dan saat ini sedang dikerjakan. Seperti terlihat di lokasi sebelah timur Bandara, saat ini pekerja mulai membuat detour dengan memanfaatkan lahan mangrove.

Diakuinya, di selatan bundaran, untuk luas lahan Detour di sisi barat jalan akan memerlukan lahan seluas 2.4 are. Sedangkan,  untuk sisi timur jalan, lahan yang dibutuhkan seluas 32 are, karena lebar Detour 7-9 m. “Untuk di sebelah timur bandara, saat ini memang sudah dilakukan pengerjaan Detour. Bahkan pembongkaran frontage road juga sudah dilakukan,” ucapnya.

Baca juga:  Penebasan Mantan Satpam, Polisi Ungkap Kronologinya

Sedangkan dari arah Denpasar sebelum bundaran, akan ada median jalan yang nantinya dimafaatkan sebagai Detour. Hal itu dilakukan agar tidak mengurangi lebar jalan, karena di kanan kiri banyak pemukiman dan juga ruko. “Untuk panjang dari Detour, akan menyesuaikan dengan kebutuhan nanti,” pungkasnya.

Terkait teknis pengerjaan nanti, untuk struktur dinding underpass, akan menggunakan metode secant pile, yaitu penanaman dinding yang berfungsi untuk menahan tanah agar tetap stabil. Dalam pembangunan underpass ini, posisi patung Ngurah Rai tetap dalam posisi semula atau tidak di relokasi. “Patung Pahlawan Nasional ini tetap jadi ikon Under Pass Tugu Ngurah Rai,” katanya.

Baca juga:  Sekda Adi Arnawa Ikuti Rapat Pokja Apkasi ke-2 Secara Virtual, Bahas RPP dan Rancangan Perpres UU Cipta Kerja

Terkait utilitas yang ada di sekitar proyek underpass, Yasmara mengaku terus menjalin kominikasi dengan pihak terkait. Untuk saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak PDAM Badung, karena utilitanya berada di tengah -tengah.

Dikatakannya, utilitas yang dilintasi proyek underpass tersebut ada dari PDAM, pipa bahan bakar Aftur, PLN, ATCS dan CCTV, PJU dan utilitas lain. Pihaknya optimis, proyek underpass ini bisa selesai sebelum pelaksanaan IMF tahun 2018 mendatang.

Sementara,  Communication Head and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, mengatakan pemanfaatan lahan mangove di sebelah timur bandara sudah melalui proses dan telah disosialisasikan. Arie mengungkapkan aktivitas yang dilakukan oleh pekerja proyek sudah dilakukan kajian. Sehingga tak perlu diragukan untuk keselamatan penerbangan. “Untuk menjaga keamanan dan kenyaman penerbangan AP I akan rutin melakukan patrol di parimeter. Selain itu kami juga bekerja sama dengan bendesa adat Tuban,” ujarnya.

Baca juga:  Dari Tukang Bakso Kaget Lihat Pria Tergantung hingga Pembukaan Pariwisata Tak “PHP”

Dihubungi terpisah, Kabid Lalulintas jalan Dishub Badung, Tofan Priyanto menyampaikan, dari hasil kesepakatan di sebelah timur Bandara, hanya melebarkan lajur yang ada sekarang kemudian berbelok menuju arah bandara. Jalur itu akan ada sebelum proyek underpass itu menyentuh titik kelan. Sebelah timur jalan Ngurah Rai, memang ada pelebaran jalan untuk mengarahkan lalulintas dari jalan tol ke nusa dua.

“Dari nusa dua tetap seperti sekarang ini, cuma dari nusa dua sudah sepakat untuk melebarkan lajur yang paling barat dengan menggeser pagar bandara. Bila masih krodit, rekayasa lalin nanti pasti akan dilakukan ” katanya.(yudi karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *