BANDUNG, BALIPOST.com – Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengharapkan, kampus bisa menjadi sumber utama lahirnya wirausaha baru. “Perekonomian Indonesia masih butuh wirausahawan baru, selain itu tak semua lulusan Perguruan Tinggi tertampung di lapangan pekerjaan yang ada baik di pemerintahan maupun swasta,” kata Puspayoga usai membuka Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi dan UKM di kampus UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, Rabu (5/4).

Materi peningkatan kapasitas itu antara lain pemasyarakatan kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan melalui GKN bagi pelajar/siswa, perempuan, masyarakat petani dan kelompok strategis.

Selanjutnya, pelatihan simulasi RAT koperasi, pelatihan manajemen SDM KUKMK berbasis kompetensi bagi pengelola koperasi, pelatihan dan uji kompetensi KUKMK melalui bidang ekspor, pelatihan manajemen USP koperasi melalui SKKNI, pelatihan vocational bagi daerah pasca bencana, dan pelatihan pengelola TKPU.

Menkop mengatakan, rasio wirausaha Indonesia berdasarkan sensus BPS 2016 memang sudah meningkat menjadi 3,10 persen dari sebelumnya 1,64 persen.

Baca juga:  Kembangkan KUKM Mandalika, Ini Harapan Menkop
Namun dibanding negara lain, seperti Malaysia (5 persen), Singapura (7 persen), AS (14 persen), Cina (11 persen) maupun Jepang (10 persen).

“Kita harus mengejar ketertinggalan itu dan kampus menjadi wadah yang strategis untuk melahirkan wirausaha baru,” kata Menkop.

Karena itu Menkop Puspayoga meminta pelatihan kewirausahaan selanjutnya akan banyak dilakukan di kampus-kampus.

Menkop Puspayoga memberi contoh dalam tahun terakhir kerjasama Kemenkop dan Bank Mandiri dalam acara penghargaan Wirausaha Muda Mandiri yang melibatkan seluruh kampus/ PT se Indonesia, dilakukan di kampus. ” Tahun lalu di UGM, dan bulan lalu di IPB,” tambah Menkop.

Mata Kuliah Wajib

Sementara itu Wakil Rektor UPI bidang Akademik dan Kemahasiswaan , Prof Asep Kadarusman mengatakan pihaknya menyambut baik digelarnya peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan UKM di kampus UPI.

” Ini sangat cocok meningkatkan jiwa entrepreneurship bagi mahasiswa juga bagaimana mengelola koperasi,” kata Asep yang juga mantan Ketua Koperasi pegawai UPI ini.

UPI tidak asing lagi dengan koperasi, karena selain ada koperasi pegawai, juga sudah ada Koperasi Mahasiswa (Kopma) yang berdiri sejak 1985 lalu.

“Bahkan mata kuliah koperasi bahkan sudah menjadi mata kuliah wajib di kampus UPI,” tambahnya.

Sementara itu Kadinas Koperasi Jabar Dudi S Abdurrohim mengatakan program lahirnya wirausaha baru ini sesuai dengan yang dilakukan Pemda Jabar yang mencanangkan 100 ribu wirausaha baru selama 2014-2018.

“Saat ini sudah dilahirkan 60 ribu wirausaha baru, pada tahun 2017 ini Jabar akan mencetak 20 ribu wirausaha baru lagi,” katanya.

Program unggulan Jabar ini melibatkan 13 unit kerja, dimana dinas koperasi mendapat kewajiban mencetak 3 ribu wirausaha baru. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *