ormas
Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus R. Golose. (BP/dok)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Rangkaian pengamanan Hari Raya Nyepi dari upacara Melasti, Pengerupukan dan Nyepi, Polda mengerahkan 5.626 personel dan melibatkan 22.291 pecalang. Sedangkan jumlah ogoh-ogoh yang terdata sebanyak 7.079 di seluruh Bali.

Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose mengimbau supaya saat perayaan Nyepi, masyarakat Bali menjunjung toleransi dan menjaga kamtibmas. “Hari Raya Nyepi merupakan hari yang suci dan sangat sakral. Kami berharap pelaksanaan rangkaian hari raya Nyepi berjalan dengan aman dan lancar. Utamakan toleransi antarumat beragama,” ujar Golose di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua Bali, Kamis (16/3).

Mantan petinggi BNPT ini mengatakan, Hari Raya Nyepi sangat luar biasa karena mampu menarik perhatian dunia. Banyak wisatawan akan datang ke Bali karena ingin melihat langsung pelaksanaan hari raya setiap satu tahun sekali ini. “Membawa dampak positif bagi masyarakat Bali. Hari Raya Nyepi itu hanya ada di Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Ogoh-ogoh Media Aktualisasi Kreativitas Seni
Menyikapi setiap Nyepi rawan bentrok atau perkelahian karena dipicu miras, kata Golose, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pecalang dan bendesa untuk melakukan upaya preventif. Selain itu, Direktur Binmas dan jajarannya juga sudah berkoordinasi dengan seluruh Bhabinkamtibmas dan stakeholder terkait pengamanan. “Saya sudah perintahkan Dir Binmas dan intelijen untuk bekerja sama dengan desa adat melakukan soft approach sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas jenderal bintang dua asal Manado ini.

Sementara itu, Kabid Humas AKBP Hengky Widjaja menyampaikan, spirit awal pembuatan ogoh-ogoh berkaitan dengan keagamaan. Artinya, hilangkan permasalahan atau prilaku yang justru dapat mengganggu bahkan merusak kesucian Hari Raya Nyepi. “Untuk itu diharapkan konsep pembuatan ogoh-ogoh tersebut dapat mengingatkan umat Hindu akan kemenangan dharma melawan adharma. Bukan perwujudan yang bisa menimbulkan gesekan atau ketersinggungan pihak lain, misalnya berbau SARA, radikalisme, intoleransi dan sebagainya,” tegasnya.

Selain itu, Hengky Widjaja mengimbau para tokoh agama, adat dan masyarakat membantu kepolisian menjaga kamtibmas selama pelaksanaan Nyepi. Paling utama adalah saat Pengerupukan yang dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh mampu mengatur dirinya dan jangan saling memprovokasi.

Hengky Widjaja menegaskan, polisi dan pecalang akan bahu-membahu mengamankan pawai ogoh-ogoh sehingga berjalan lancar dan aman. Sedangkan untuk rute dan waktu ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *