
DENPASAR, BALIPOST.com – Pemkot Denpasar masih menunggu arahan Gubernur Bali terkait penutupan TPA Suwung. Selain itu, pemkot masih mengkaji mitigasi jika TPA Suwung ditutup, mengingat volume sampah Denpasar per hari mencapai 1.050 ton.
“Apakah TPA Suwung akan ditutup total atau bagaimana, kami menunggu arahan gubernur. Belum, belum ada arahan,” ujar Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Rabu (26/11).
Sesuai harapan gubernur, kata dia, TPA Suwung ditutup pada akhir tahun ini. “Cuma kita lihat peta mitigasi di lapangannya, apakah memungkinkan ditutup dan ke mana sampah akan dibawa? Karena volume sampah Denpasar 1.000 ton per hari, apakah siap teman-teman di Temesi, Mandung, menerima sampah Denpasar? Apakah tidak akan menambah kemacetan? Itu kita masih bisa mitigasi,” bebernya.
Menurutnya, masih ada waktu 1,5 bulan untuk mengkaji hal tersebut. Selain itu, pada Desember awal, Pemkot Denpasar juga akan mengevaluasi teba modern yang dibangun desa/kelurahan dengan target 5.500 unit.
Upaya tersebut dilakukan sambil menunggu proyek PSEL rampung dalam dua tahun. Pemkot saat ini akan melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk persiapan pembangunan PSEL.
“Kami telah melaporkan ke Gubernur Bali dan telah siap untuk dilibatkan saat sosialisasi langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Gubernur Bali juga menginginkan agar pemangku kebijakan di pusat juga diajak ikut sosialisasi kepada masyarakat untuk suksesnya pelaksanaan PSEL. Calon investor PSEL ditentukan Danantara.
“Kalau itu sudah terwujud, kita tinggal berpikir dua tahun ke depan, sampai terwujud PSEL. Kalau itu terwujud dalam dua tahun, saya rasa clear karena minimal sampah yang akan diserap 1.000 ton per hari. Sehingga saya rasa untuk permasalahan sampah di Denpasar secara umum dan keseluruhan, sudah selesai,” ujarnya.
Meski demikian, Pemkot Denpasar diarahkan agar tetap melaksanakan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber. Kalau tidak dilaksanakan, volume sampah dari tahun ke tahun akan meningkat tajam.
“Kalau sudah kita kolaborasikan, sinergikan antara pabrik pengolahan sampah menjadi energi listrik itu dengan pengolahan sampah yang berbasis sumber, otomatis volume sampah yang kita hasilkan dari masyarakat bisa kita kontrol karena tidak semua sampah langsung kita keluarkan bawa ke pabrik itu,” ujarnya.
Untuk itu, Pemkot Denpasar tetap concern agar sampah diselesaikan atau terkelola dengan sinergi pembangunan- pembangunan di titik pabrik PSEL. “Harapannya, masyarakat tetap bijak kelola sampah. Jangan hanya mengandalkan PSEL, tapi tetap bijak kelola sampah, tetap polakan pengelolaan sampah berbasis sumber, dan kami berharap PSEL berjalan maksimal sesuai sosialisasi yang disampaikan,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)










