DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan Denpasar rutin melakukan safari kesehatan untuk mengecek kesehatan warga pascabanjir. Hasilnya, banyak warga yang mengeluhkan gatal pada kulit dan gangguan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Kepala Dinas Kesehatan Denpasar A.A. Ayu Agung Candrawati, Selasa (23/9), menuturkan, warga yang terdampak banjir banyak yang mengeluhkan gangguan ISPA, gatal pada kulit, pusing dan pegal–pegal. Untuk itu, timnya selain menangani masalah kesehatan itu, juga melakukan edukasi pada pasien saat kunjungan rumah Perkesmas (perawatan kesehatan masyarakat).
“Penanganan kesehatannya kami memberikan obat sesuai indikasi, melakukan rujukan bila penyakit tidak bisa ditangani tim kami,” ujarnya.
Diakui, berdasarkan hasil pemeriksaan belum ditemukan penderita dengan penyakit yang parah baik sebelum kejadian bencana banjir maupun pasca banjir. Sehingga ia juga melakukan giat pencegahan penyakit akibat lingkungan yang tak bersih.
Selama safari kesehatan pascabanjir, total warga yang diperiksa kesehatannya sebanyak 1.264 orang. “Dan Safari Kesehatan sudah dilakukan secara serentak juga pada tanggal 21 September 2025 lalu juga,” ujarnya.
Disamping pelaksanaan safari Kesehatan juga dilakukan kunjungan rumah melalui program Perkesmas (perawatan kesehatan masyarakat) yang dilaksanakan dari tanggal 17 September 2025 sampai dengan saat ini ke rumah–rumah penduduk terdampak banjir, serta dibarengi dengan kegiatan kaporitasasi, abatisasi dan fogging.
“Rata- rata kunjungan Perkesmas perhari sebanyak 86 jiwa dengan kasus terbanyak pada penyakit ISPA dan penyakit kulit,” imbuhnya.
Lokasi safari kesehatan tersebar di 18 desa/kelurahan yang terdampak bencana diantaranya Br. Jematang, Pustu Dauh Puri, Kantor Desa Dauh Puri Kangin, Jl. Resimuka Barat Gg. IV, Kantor Desa Tegal Harum, Br. Gelogor, Jl. Bukit Tunggal No. 13, Br. Mekar Buana, Balai PErtemuan PErumahan Swamandala, Br. Samping Buni, Br. Tagtag Tengah, Br. Dualang, Br. Gerenceng SD. Muhammadiyah 4 Denpasar, Br. Tega, Mushola Grubug Permai, Perum. Nuansa Penatih, Br. Saba, Br. Rangkan Sari.(Cita Maya/balipost)
