
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Upacara Taur Karya, Memakuh Wewangunan, Mendem Pedagingan, dan Melaspas Wewangunan di Pura Puseh dan Pura Desa Bale Agung Desa Adat Karangsari, Nusa Penida, digelar Sabtu (16/8).
Upacara suci ini dipuput oleh 3 orang sulinggih. Yaitu, Ida Rsi Bhagawan Darma Sadu Siddhi, Ida Pandita Mpu Darma Satya Nata Sogata, dan Ida Bujangga Rsi Cakra Bawa.
Upacara ini dihadiri langsung oleh Bupati Klungkung, I Made Satria dan seluruh Bendesa Adat se-Kecamatan Nusa Penida.
Caru dari upacara Taur Karya ini yaitu dipersembahkan sarana wewalungan sapi, kambing, angsa, itik, dan babi selem (hitam) yang telah disucikan pada saat upacara mapepada tawur sehari sebelumnya.
Upacara ini merupakan rangkaian dari Upacara Karya “Ngenteg Linggih, Mamungkah, Mapadudusan Agung, Menawa Ratna, dan Tawur Balik Sumpah”, di pura tersebut yang puncaknya akan dilakukan pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Bandesa Adat Karangsari, I Wayan Wiranata mengatakan upacara tawur karya ini bertujuan untuk meningkatkan dan memuliakan segala isi alam dari unsur-unsur negatif agar menjadi positif, sehingga terjadi keseimbangan ekosistem. Dengan seimbangnya ekosistem itu, maka seluruh pengempon pura akan memperoleh kehidupan yang bahagia lahir batin.
Sementara upacara memakuh wewangunan dilaksanakan untuk memohon keselamatan dan kekuatan bagi bangunan pelinggih atau struktur yang baru dibangun tersebut.
Upacara mendem pedagingan bertujuan untuk memfungsikan dan menghidupkan kembali bangunan atau pelinggih-pelinggih baru dan bangunan yang usai dilakukan pemugaran.
Upacara ini sebagai simbol singgasana Hyang Widhi yang distanakan di Pura Puseh dan Pura Desa Bale Agung Desa Adat Karangsari.
Sedangkan, upacara melaspas wewangunan untuk meresmikan dan memberkati bangunan baru agar diberikan keselamatan, kekuatan, dan berkat bagi bangunan dan penghuninya.
“Tujuan dari seluruh rangkaian upacara ini agar umat atau krama Desa Adat Karangsari mendapatkan kerahayuan, kesejahteraan, dan rezeki yang berlipah,” ujar Wayan Wiranata usai acara.
Diungkapkan, bahwa berbagai prosesi upacara juga akan digelar serangkaian Karya “Ngenteg Linggih”. Yaitu, upacara melasti, memasar, memendak, dan ngaturang dapetan akan dilaksanakan pada 18 Agustus 2025. Dilanjutkan keesokan harinya upacara mapepada karya.
Puncak Karya digelar pada Rabu, 20 Agustus 2025. Yaitu, upacara ngenteg linggih, pralingga tedun ring paseleng, murwa daksina, terun ring pemrayungan, mapedanaan, dan pawintenan. Setelahnya, pada 21 – 22 Agustus dilaksanakan upacara “nganyarin”.
Kemudian pada 23 Agustus dilakukan upacara makebat don, nyenuk, penyineban, nuek bagia pule kerthi, rsi bhojana, dan nunas tirta pengenduh. Seluruh rangkaian upacara akan diakhiri dengan upacara nyegara – gunung lan majar-ajar pada 24 Agustus 2025.
Wayan Wiryanata berharap seluruh rangkaian upacara bisa berjalan sesuai dengan harapan. Sehingga, yadnya yang digelar bermanfaat bagi seluruh krama Desa Adat Karangsari untuk senantiasa memperoleh kerahayuan, berkah, perlindungan, dan keselamatan bagi seluruh krama desa adat. (Ketut Winata/balipost)