
MANGUPURA, BALIPOST.com – Operasional RSUD Giri Asih dan RSUD Suwiti masih belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Padahal, pengisian jabatan direktur pada dua rumah sakit baru tersebut telah dilakukan. Pembukaan resmi masih menunggu penyelesaian izin operasional dan kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa optimistis proses tersebut tidak akan memakan waktu lama. “Astungkara bisa secepatnya, karena ini dalam upaya kami memberikan layanan yang lebih dekat, lebih cepat lagi untuk masyarakat kami, khususnya di Badung Utara,” ujarnya usai menghadiri rapat paripurna DPRD Badung, Jumat (15/8).
Adi Arnawa menegaskan, setelah beroperasi, RSUD Giri Asih dan Suwiti akan bersinergi dengan RSD Mangusada. Ia berharap ketiga rumah sakit milik Pemkab Badung ini dapat bersaing secara sehat dalam memberikan layanan terbaik. “Saya tidak mau antara RSUD Giri Asih dan Suwiti yang baru ini ada satu perbedaan dengan Mangusada. Kami ingin tiga RS ini berlomba-lomba untuk membangun kinerja yang baik, yang outputnya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Made Padma Puspita, mengungkapkan pengisian jabatan direktur merupakan langkah awal. Saat ini pihaknya fokus mempercepat perolehan izin operasional dan akreditasi rumah sakit. “Nah orang biasanya nyiapin akreditasi ini lama, paling cepat enam bulan. Karena kalau tidak akreditasi, harusnya tidak bisa lanjut kredensialing BPJS,” terangnya.
Ia menambahkan, kredensialing menjadi kunci kerja sama dengan BPJS Kesehatan, mengingat mayoritas masyarakat berobat menggunakan layanan tersebut. Targetnya, kedua rumah sakit dapat beroperasi dalam waktu 6–8 bulan.
RSUD Giri Asih direncanakan berstatus tipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur, sedangkan RSUD Suwiti akan berstatus tipe D dengan 50 tempat tidur. Untuk SDM, sudah ada rekrutmen CPNS tenaga kesehatan, namun masih ada kekurangan di tenaga administrasi. “Mungkin nanti akan ada pergerakan perpindahan dari PPPK ke sana, untuk melengkapi. Karena dari perbandingan jumlah tempat tidur (SDM-nya) masih kurang,” imbuhnya. (Parwata/Balipost)