
JAKARTA, BALIPOST.com – Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, mengungkapkan alasan utama Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) belum memberikan izin kehadiran suporter tim tamu di kompetisi Super League, nama baru untuk Liga 1.
Menurut Ferry, keputusan ini dipicu oleh ulah oknum suporter Persib Bandung saat merayakan gelar juara “back-to-back” pada final Liga 1 musim lalu.
Saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, pada hari Rabu (6/8), Ferry menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi pada 24 Mei di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Dalam pertandingan yang disaksikan langsung oleh delegasi FIFA, oknum suporter Persib melakukan tindakan yang dianggap berlebihan.
“Di pertandingan terakhir, ada flare dan petasan, dan yang lebih parah lagi adalah pertandingan yang disaksikan oleh delegasi FIFA, bahkan rumput dihancurkan dan lain sebagainya,” kata Ferry, dirilis dari Kantor Berita Antara.
Insiden tersebut membuat laga penutup antara Persib melawan Persis Solo sempat terhenti dua kali. Meskipun Pelatih Persib, Bojan Hodak, dan beberapa pemain sudah memohon agar aksi tersebut dihentikan, permintaan mereka tidak diindahkan. Lapangan menjadi diselimuti asap tebal, membuat wasit menghentikan pertandingan empat menit sebelum waktu normal berakhir.
Selain asap yang mengganggu pertandingan, pesta juara Persib juga terhambat. Seremonial penyerahan trofi tertunda, dan situasi semakin tidak terkendali ketika suporter berbondong-bondong masuk ke lapangan. Aksi ini merusak fasilitas di dalam stadion.
Ferry menambahkan, “Bukan hanya flare, turun ke lapangan. Kalau hanya flare ya okelah, ini turun ke lapangan, mengganggu kita semua di tribun.”
Sebelum kejadian ini, FIFA sebenarnya telah memberikan “lampu hijau” untuk kehadiran suporter tamu di musim 2025/2026. Pihak liga bahkan sudah berkomunikasi dengan kepolisian dan mendapatkan respons positif. Namun, insiden di GBLA mengubah segalanya, dan rencana tersebut harus ditunda.
Dampak lain dari insiden tersebut adalah Persib Bandung tidak dapat menjadi tuan rumah laga pembuka Super League. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu akan dibuka pada Jumat (8/8) dengan pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo.
“Oleh karena itu, liga melarang untuk menjadikan Persib Bandung untuk pertandingan pembuka,” tutup Ferry.
Meski demikian, Ferry menyatakan bahwa harapan untuk kehadiran suporter tamu di musim depan belum sepenuhnya sirna. Pihaknya akan terus berupaya mendapatkan izin dari FIFA. “Masih belum diizinkan, masih seperti yang lalu tapi kita akan terus berupaya, bisa jadi mungkin tiga sampai empat bulan yang akan datang. Mudah-mudahan (putaran kedua),” pungkasnya. (Suka Adnyana/balipost)