
DENPASAR, BALIPOST.com – Permasalahan kemacetan di kawasan Pelabuhan Sanur tidak hanya ditangani pemerintah melalui Dinas Perhubungan. Desa Adat Sanur juga turut berkontribusi mengatur kesemrawutan kawasan Pantai Matahari Terbit dan Pantai Bangsal dengan buka 2 jalur.
Salah satu Prajuru Desa Adat Sanur Ida Bagus Oka Widiadnya, Rabu (6/8) membenarkan pihaknya turut mengatasi kemacetan di wilayah Pelabuhan Sanur.
“Dari arah Kuta, Canggu, Bukit, atau arah barat dapat lurus ke jalur Warung Mak Beng, disana ada putaran, turun disana dropzone menuju ke pelabuhan. Kemudian dari arah timur, Gianyar, Ubud, Karangasem dan yang lainnya dapat masuk lewat Jalan Matahari Terbit menuju pelabuhan sehingga bisa mengurangi kemacetan,” ujarnya.
Selain mengatur lalu lintas masuk, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Denpasar dan Provinsi dengan melakukan penyekatan untuk jalur memutar haluan. Jalur memutar haluan menjadi diperpanjang di perempatan Padang Galak.
“Dekat Warung Mak Beng sudah ada jalan sejak dulu menuju pelabuhan namun belum diatur saja sehingga arus motor dan parkir semrawutan, mobil semrawut, sekarang sudah ditata, dengan lega bisa melenggang,” ujarnya.
Menurutnya di sana juga telah disediakan aneka kuliner, pantai di tata baik dan masyarakat masing masing banjar diberikan mengelola los atau tempat usaha, untuk menaruh payung pantai dan tempat duduk untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
Selain mengatur alur kendaraan, desa adat Sanur juga bekerjasama dengan vendor membangun parkir berlantai 8 dengan dilengkapi lift yang mana masing masing lantai ketinggiannya 1,5 mster.
Disana ada tenaga khusus yang menaik turunkan motor. Desa adat juga kerjasama dengan pemilik lahan sekitar pelabuhan untuk dipakai parkir.
“Motor sudah kita buatkan tapi untuk mobil sedang disiapkan termasuk kerjasama dengan Alam Sutra sehingga parkir bisa ditanggulangi. Dapat dilihat sekarang pada jam jam tertentu memang sedikit ada kepadatan tapj jam biasa sudah normal, karena kita bekerja sama dengan semua pihak,” tandasnya.
Menurutnya, semua pembangunan yang dilakukan berdasarkan Tri Hita Karana mulai dari krematorium, los UMKM sebagai penyangga, LPD, dan Bupda. Ia berharap krama desa dapat menikmati pembangunan yang dilakukan desa adat yaitu mensejahterakan kehidupan krama desa adat Sanur. (Citta Maya/balipost)