Suasana MPLS di SMPN 14 Denpasar, Senin (21/7). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 560 murid SMPN 14 dan 17 Denpasar mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Senin (21/7). Sementara secara total murid di SMP Negeri mencapai 5.880 orang.

Sesuai tema, MPLS Denpasar menekankan Stop Bullying, Kekerasan Seksual, Intoleransi dan Kenakalan Remaja di lingkungan satuan pendidikan Kota Denpasar.

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, tema MPLS tahun ini cukup baik dengan spirit Sewaka Dharma dan Vasudhaiva Kutumbakam untuk stop bullying, kekerasan seksual, intoleransi dan kenakalan remaja di satuan pendidikan Kota Denpasar.

Baca juga:  Sekolah di Tabanan Diminta Gelar MPLS Pola Baru

“Di masa-masa seperti inilah yang harus ditanamkan pemahaman-pemahaman, pendidikan karakter,ndan mengisi dengan kegiatan positif sekaligus pesan kepada para pendidik yang akan mendidik anak-anak, agar melayani anak-anak kita,” ujarnya.

Diharapkan dengan penanaman pemahaman tersebut, murid baru memiki karakter yang kuat dalam menempuh pendidikan.

Mengingat kuota SMP negeri hanya 5.880 orang, sisanya yang tidak mendapat SMP negeri sedang dihitung oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar terkait subsidi di sekolah swasta.

“Subsidi kepada murid yang tidak diterima di SMP negeri dengan menunjukkan bukti pendaftaran yang sudah diverifikasi ber-KK Denpasar, akan diberikan subsidi Rp1,5 juta. Berapa yang dapat, ini sedang dihitung,” ujarnya.

Baca juga:  Generasi Bali Jangan Menyerah

Kepala Disdikpora Denpasar Agung Wiratama mengatakan, ada beberapa materi yang diberikan pada murid baru, di antaranya tentang bahaya narkoba dan edukasi bijak menggunakan media sosial. Ada juga materi dari jaksa masuk sekolah dan PKBI tentang kekerasan sekolah.

Ia telah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah untuk memastikan kegiatan MPLS diarahkan pada pengenalan ruang belajar, tata tertib, budaya positif, dan nilai-nilai kebangsaan. MPLS menekankan pendekatan humanis, edukatif, dan menghormati hak-hak anak.

Baca juga:  Amankan Ribuan Pelari dari 22 Negara, Ini Dilakukan Polantas

“Tujuan utama MPLS Ramah adalah memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi murid baru. Kegiatan ini tidak boleh berisi intimidasi atau perpeloncoan, melainkan edukatif dan mendukung proses adaptasi murid terhadap lingkungan sekolah. MPLS Ramah menjadi sarana awal membangun ikatan emosional murid baru dengan warga sekolah, serta mengenalkan nilai-nilai karakter yang akan menjadi pondasi dalam proses pembelajaran ke depan,” ungkapnya.

Disebutkan, ada enam prinsip dasar yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan MPLS Ramah, edukatif, efektif dan efisien, inklusif, partisipatif, dan fleksibel. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN