Tari Barong Ket Duta Klungkung saat pentas dalam PKB 2025. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Penampilan Duta Kabupaten Klungkung dalam Lomba Tari Barong Ket mendapat apresiasi para penikmat seni di Bali. Tari Barong Ket garapan Sanggar Kayonan Desa Adat Kemoning Kelurahan Semarapura Klod Klungkung ini, meraih juara I dalam Wimbakara PKB Tahun 2025.

Ini menjadi pencapaian tersendiri bagi Komunitas Seni Sanggar Kayonan Klungkung, yang selalu konsisten dalam pelestarian seni budaya Bali.

Setelah hasilnya diumumkan Kamis (17/7), penampilan Duta Klungkung ini mendapat apresiasi masyarakat Bali. Sanggar Kayonan dinilai layak mendapatkan hasil ini. Duta Klungkung mampu menjadi yang terbaik, dengan mengalahkan Duta Kabupaten Badung sebagai Juara II dan Duta Kabupaten Gianyar sebagai Juara III.

Mereka yang terlibat langsung dalam penampilan Duta Klungkung ini, tentu saja sebagai penanggungjawab I Dewa Gede Alit Saputra. Kemudian Penata Tabuh Dewa Danan, Penata Tari Gede Andi Satria Wibawa dan I Putu Arya Arsa Wiguna.

Baca juga:  RSUD Klungkung Terapkan Layanan Geriatri dan Penyakit Jantung

Sementara sebagai pembina antara lain I Dewa Putu Rai, I Wayan Merta, I Dewa Gede Bayu Agastya dan Wayan Dibya Adiguna bersama Penata Kostum Busana Kayonan dan pendukung Barong Cenik Pangus.

Menurut I Dewa Gede Alit Saputra, Jumat (18/7), sebagaimana sinopsis dalam penampilan Tari Barong Ket Duta Kabupaten Klungkung, bagi umat Hindu di Bali, perwujudan barong dipercaya sebagai manifestasi Banaspati Raja, mahluk penjaga hutan dan tumbuhan.

Dalam pemaknaannya adalah simbol penjaga keseimbangan semesta. Itulah kenapa dalam proses “nangiang” atau saat pembentukan wujud artifisialnya selalu menggunakan “kayu pule” yang diyakini memiliki kekuatan taksu dengan segala bentuk upakara manut dresta.

Baca juga:  Kisah Sambeng Agung, Warisan Leluhur dari Canggu yang Dihidupkan Kembali di PKB 2025

Ketika atas dasar sradha bhakti dan teguhnya keyakinan umat Hindu di Bali, maka wujud barong sebagai penjaga keselamatan dunia kerap dijadikan sungsungan sebagai pelawatan Ida Bhatara dengan sebutan beragam, Ratu Gede atau Ratu Bagus.

Tidak berhenti sampai di situ, kemudian disaat hari baik tertentu perwujudan pelawatan barong dituntun “katuran mesolah napak siti napak pertiwi”, memohon aura presada Ida Sanghyang Widhi Wasa melalui media kesenian barong.

“Dalam konteks seni pertunjukan, kesenian barong juga merupakan salah satu tontonan yang menjadi favorit bagi pencinta seni di Bali. Akan tetapi barong yang ditampilkan adalah yang bersifat profan, tanpa upacara dan upakara layaknya Ida Bhatara sesuhunan,” kata Alit Saputra.

Baca juga:  Perwakilan Kabupaten/Kota Pentaskan Peed Aya Tematik di PKB 2025, Simak Rinciannya

Pada ajang Pesta Kesenian Bali kali ini, penampilan Duta Kabupaten Klungkung dari Sanggar Kayonan Klungkung, tampil dengan struktur gending iringan memakai gilak petopengan dan bebarisan pada bagian pengawit, gending condong memakai gending gegaboran, goak macok.

Pada bagian pelayon tertata penari barong memainkan kipas sebagai upaya mengembalikan barong khas Desa Jumpai Klungkung. “Selanjutnya, gineman suling ngintip jangkrik, interaksi kendang dengan penari barong, dan dilanjutan omang sebagai pekaad,” terang Alit Saputra. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN