Puing pesawat Air India yang jatuh di Ahmedabad, Kamis (12/6/2025). (BP/Antara)

ISTANBUL, BALIPOST.com – Rekaman kotak hitam pesawat Air India yang jatuh di permukiman dan menewaskan 261 orang pada Juni 2025 dibuka dalam penyelidikan mengenai sebab peristiwa maut ini.

Dalam rekaman terungkap kapten pilot pesawat Air India yang jatuh itu mematikan sakelar bahan bakar setelah lepas landas dari negara bagian Gujarat, India.

Kopilot yang menerbangkan pesawat Boeing 787 Dreamliner mempertanyakan keputusan kapten yang lebih berpengalaman tersebut saat memindahkan sakelar ke posisi cutoff atau mati setelah lepas landas, dikutip dari Kantor Berita Antara pada Jumat (18/7).

Dalam penilaian awal dari pejabat AS yang terlibat dalam penyelidikan, Kopilot disebut terkejut dan panik selama insiden tersebut, sementara sang kapten tetap tenang.

Baca juga:  Saat Pandemi Covid-19, Banyak Warga di Badung Urus IMB Karena Ini

Kecelakaan pada 12 Juni itu melibatkan 242 orang di dalam pesawat dan hanya satu orang yang selamat setelah melompat dari pesawat. Para penumpang terdiri dari 169 warga negara India, 53 warga negara Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada. Kecelakaan itu juga menyebabkan 19 orang tewas setelah pesawat mendarat.

Pesawat dioperasikan oleh pilot veteran Kapten Sumeet Sabharwal dan Kopilot Clive Kunder.

Pilot AS yang meninjau laporan tersebut menyatakan bahwa Kunder, yang secara aktif menerbangkan pesawat, kemungkinan sedang fokus dengan kontrol penerbangan, sementara Kapten Sabharwal yang mengawasi memiliki kebebasan untuk memanipulasi sakelar.

Laporan tersebut menyebut sakelar dimatikan dengan selisih satu detik dan dinyalakan kembali sekitar sepuluh detik kemudian. Tak lama setelah itu, pesawat jatuh di dekat Bandara Ahmedabad.

Baca juga:  Bakar Kos Gebetan, Dibui Setahun

Namun, Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) pada Kamis mengimbau agar publik tidak menarik kesimpulan dari laporan yang selektif dan belum terverifikasi.

“Kami mendesak masyarakat dan media untuk tidak menyebarkan narasi prematur yang berisiko merusak integritas proses investigasi,” kata pernyataan AAIB.

Menyatakan bahwa investigasi masih belum selesai, badan itu mengatakan: “Laporan akhir akan keluar dengan penyebab utama dan rekomendasi.”

Laporan awal otoritas India belum menyimpulkan apa pun mengenai penyebab kecelakaan atau alasan sakelar bahan bakar dimatikan.

Beberapa pejabat AS menyatakan bahwa insiden tersebut seharusnya menjadi subjek penyelidikan kriminal jika ada potensi tindak pidana, bukan sekedar dianggap sebagai kecelakaan keselamatan, seperti kebiasaan di AS.

Baca juga:  Korban Jiwa Air India Tak Cuma Penumpang, Puluhan Warga di Permukiman Juga Tewas

Pekan ini, CEO Air India Campbell Wilson mengimbau karyawan maskapai untuk tidak membuat asumsi dini terkait kecelakaan tersebut dan menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

Wilson juga menolak memberikan komentar tentang para pilot.

Seorang juru bicara Air India menyatakan bahwa perusahaan sepenuhnya bekerja sama dengan proses penyelidikan dan menekankan bahwa tidak ada masalah dengan kualitas bahan bakar dan tidak ada kelainan pada proses lepas landas.

Tak lama setelah laporan awal dirilis, Asosiasi Pilot Maskapai India menyatakan nada laporan tersebut mengisyaratkan adanya kecenderungan menyalahkan pilot. Menolak apa yang disebut sebagai “praduga”, asosiasi tersebut menyerukan penyelidikan yang adil dan berbasis fakta. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN