Ilustrasi. (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bangli menghadapi krisis siswa baru pada penerimaan murid baru tahun ini. Kondisi paling memprihatinkan dialami SDN 5 Batur, yang hanya berhasil menjaring satu orang siswa baru untuk kelas satu.

Kepala SD Negeri 5 Batur, I Wayan Karwasa, menyatakan tidak tahu pasti penyebab minimnya siswa baru yang mendaftar di sekolahnya.

Dijelaskan bahwa lokasi sekolahnya berdekatan bahkan berada satu halaman dengan SDN 1 Batur. SDN 5 Batur selama ini didukung oleh beberapa banjar penyangga antara lain Banjar Masem dan Batur Selatan.

Baca juga:  Mulai 4 Februari, Denpasar Hentikan PTM PAUD hingga SMP

Minimnya siswa baru ini bukanlah hal baru bagi SDN 5 Batur. Karwasa mengungkapkan bahwa tren penurunan jumlah siswa sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, sekolah ini hanya menerima 4 siswa baru, dan dua tahun sebelumnya tercatat 6 siswa. Bahkan, pada masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, SDN 5 Batur sama sekali tidak mendapatkan siswa baru.

Berbagai upaya telah dilakukan pihaknya untuk menarik minat calon siswa, termasuk melakukan koordinasi dengan Kepala Desa. Namun, hasil yang didapat tetap minim.

Baca juga:  SDN 5 Batur Kemalingan, Laptop dan Kamera Raib

Karwasa mengakui bahwa sekolahnya memang kekurangan guru, namun ia meyakini bahwa kualitas pendidikan di SDN 5 Batur tidak kalah dengan sekolah lain. “Kalau kualitas saya rasa sama dengan sekolah lain,” tegasnya.

Saat ini, total siswa SDN 5 Batur dari kelas 2 hingga 6 berjumlah 28 orang. Dari enam jenjang kelas yang ada, terdapat satu kelas yakni kelas 5 yang kosong tanpa siswa.

Meski tahun ini jumlah siswa baru yang mendaftar hanya satu, Karwasa menegaskan pihaknya tetap akan menerima siswa tersebut dan akan menjalankan proses belajar mengajar.

Baca juga:  Upaya Tekan Penyebaran COVID-19, PTM dengan Prokes 3 M Ketat Harus Diimbangi Vaksinasi

Satu-satunya siswa baru di kelas satu tersebut berasal dari Banjar Masem Desa Batur Selatan. Pihaknya masih akan melihat perkembangan saat tahun ajaran baru dimulai apakah siswa tersebut akan tetap bertahan atau memiliki rencana pindah. (Dayu Swasrina/Balipost)

BAGIKAN