
DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana pembangunan dua underpass di Denpasar menjadi beban Pemerintah Kota Denpasar, yang menjadi tanggung jawab anggaran Pemkot Denpasar. Untuk itu, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara akan menemui Gubernur Bali Wayan Koster untuk mendiskusikan lebih intim.
Demikian diungkapkan Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Kamis (3/7), usai rapat paripurna. Ia mengatakan, masing – masing underpass diperkirakan akan menghabiskan dana Rp250 Miliar sampai Rp300 Miliar. Sehingga dengan dua underpass maka diperkirakan akan menghabiskan anggaran Rp600 Miliar – Rp700 Miliar.
Di satu sisi Pemkot Denpasar tengah memprioritaskan penanganan sampah mengingat nantinya TPA Suwung akan ditutup. “Ini masih dikaji pak wali, kemampuan keuangan kita apakah bisa merealisasikan itu karena di satu sisi, kita sedang fokus menyelesaikan permasalahan sampah,” ujarnya.
Dua underpass yang akan dibangun tersebut rencananya berada di simpang Tohpati dan simpang Cokroaminoto- Gatsu. Dari tim PUPR Provinsi Bali melihat underpass Gatsu, dibangun di simpang A.Yani- Gatsu, sebelah barat Dharma Negara Alaya (DNA), namun Pemkot Denpasar melihat underpass layak dibangun di Simpang Cokroamimoto (Ubung)-Gatsu.
“Ini masih akan dikaji, masih pembahasan teknis di PUPR Provinsi karena di sebelah timur perempatan Cokroaminoto, Ubung itu ada sungai dan jembatan. Apakah layak jika disana ada underpass disana. Maka pihak provinsi sedang mengkaji dimana rencana titik underpass yang di sisi barat. Tapi yang di simpang Tohpati secara teknis sudah dianggap layak oleh tim pengkaji PUPR Provinsi Bali,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan adanya dua underpass yang ditargetkan selesai di masa kepemimpinan Wayan Koster, juga masih dikaji terkait efektivitasnya mengurai kemacetan. Ada usulan muncul dari tim untuk meningkatkan efektivitas underpass, terutama di simpang Cokroaminoto, juga akan dilakukan penghilangan patung yang berada di tengah- tengah persimpangan.
Mengingat, kendaraan dari arah timur (Gatsu) ketika akan berbelok ke kanan (Cokroaminoto), mesti memutar haluan ke selatan. Sehingga agar dapat memperlancar arus, maka peniadaan patung diusulkan. (Citta Maya/Balipost)