Presiden Prabowo Subianto menandatangani prasasti didampingi Menteri BUMN, Erick Thohir dan Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, Rabu (25/6). (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diharapkan memberikan dampak hingga masyarakat terbawah. Selain itu, keberadaan convention center dengan kapasitas 5.000 orang di kawasan tersebut juga diharap bisa meningkatkan okupansi hotel.

Ketua Yayasan Pembangun Sanur IB Sidharta, Rabu (25/6), mengatakan, pengembangan KEK Sanur di lahan lebih dari 40 hektare akan membawa dampak multiplier bagi kawasan Sanur secara umum. Potensi KEK Sanur juga dinilai sangat besar dari segala aspek, seperti pemanfaatan seniman dan pelaku usaha lokal serta masyarakat terbawah.

Dengan melihat kapasitas convention center sebesar 5.000 pax sementara kapasitas hotel yang ada di KEK Sanur hanya 300- 400 kamar, sisanya diharapkan dapat menyebar di hotel lain di kawasan Sanur.

Ia mengatakan sebelum ada KEK, Sanur tidak memiliki convention hall yang cukup besar. Sanur memiliki hotel berbintang di bawah naungan PHRI sebanyak 40 hotel, namun ada 200 akomodasi legal yang ada di Sanur bahkan yang tidak legal juga ada.

Baca juga:  Juni 2024, Devisa Ekspor Bali Melonjak 4,1 Juta Dolar AS

“Room yang kita bawahi 12 ribu-15 ribu room. Sehingga dengan jumlah room itu diharapkan mendapat kontribusi dari perhelatan event yang ada di convention center KEK Sanur, seperti peningkatan okupansi,” ujarnya.

Sayangnya, ia belum melihat implikasi signifikan dari convention hall tersebut secara angka.

“Sebagai masyarakat, kami senang revitalisasi ini dilakukan, dari tahun 1965, kamar tua hanya tempat wisuda dan sekarang berubah menjadi kawasan berskala internasional. Apalagi dengan dibangunnya Bali Internasional Hospital (BIH). Secara branding, Sanur akan lebih kuat lagi, lebih terkenal,” ujarnya.

Sanur yang memiliki branding daerah pariwisata, dengan BIH akan menambah brand pariwisata yang berwawasan wellness dan medical. “Harapan kami 41 hektare dapat menggerakkan perekonomian kami, masyarakat sanur,” ujarnya.

Baca juga:  Sebuah Catatan 72 Tahun Kemerdekaan Indonesia, Kontribusi JKN-KIS Bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ia berharap KEK Sanur tidak hanya berwawasan dan dicap skala internasional tapi juga dapat dipercaya sebagai tempat berobat bertaraf internasional.

Kontribusi KEK Sanur

Kepala Bapenda Denpasar IGN Eddy Mulya mengatakan, kontribusi KEK Sanur terhadap PAD cukup besar. Untuk pajak hotel di KEK Sanur terhadap kontribusinya mencapai Rp 400 jutaan, restoran Rp800 jutaan, hiburan Rp20 jutaan, pajak ABT Rp60 jutaan per bulan sedangkan dan PBB Rp 1,2 miliar per tahun.

Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara, Rosan P. Roeslani yang ditemui usai peresmian KEK Sanur di The Meru, Sanur, mengatakan, KEK Sanur akan terus dikembangkan. Diharapkan pasiennya tidak hanya dari dalam negeri tapi luar negeri. Pasien yang dilayani dikatakan hampir 1.000 orang dan 70 persen dari luar negeri.

Baca juga:  Pecatur PON Bali Ladeni Lawan Tangguh

“Masyarakat Indonesia yang memiliki BPJS juga akan bisa menikmati fasilitas yang akan sangat baik ini. Ke depannya diharapkan membawa turis dan investasi yang lebih besar,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan investasi yang masuk ke KEK Sanur telah mencapai Rp10,3 triliun. Ia melihat ke depan akan ada peningkatan signifikan karena ada beberapa pihak yang ingin bekerjasama dengan KEK Sanur sehingga nilai investasi bisa mencapai double bahkan triple dari yang sebelumnya.

Selain BIH, ada beberapa klinik yang berinvestasi di KEK Sanur yaitu Alster Lake Clinic, PT Astana, Anak Perusahaan GENT yang membangun Fontaine Vitale. Ada juga The Meru Hotel, Convention Center, dan rencana Ethnobotanical Garden. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN