Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyepakati Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan senjata nuklir.

Menurut pernyataan Kantor Perdana Menteri Inggris, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (23/6), dalam sebuah percakapan telepon, Minggu (22/6), kedua kepala negara membahas perlunya membawa Iran kembali ke meja perundingan.

“Kedua pemimpin membahas situasi di Timur Tengah dan menegaskan kembali besarnya risiko yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran terhadap keamanan internasional,” sebut pernyataan itu.

Mereka juga membahas tindakan yang diambil Amerika Serikat pada Sabtu (21/6) malam untuk mengurangi ancaman tersebut, dan sepakat bahwa Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan senjata nuklir, demikian antara lain isi pernyataan itu.

Baca juga:  Ini, Strategi Dubes RI untuk Saudi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Arab

Pada Sabtu (21/6) malam, AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran yang terletak di Natanz, Fordow, dan Isfahan. Menurut pernyataan resmi dari Washington, serangan itu ditujukan untuk menghancurkan atau setidaknya melemahkan program nuklir Iran secara signifikan.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa Teheran harus sepakat untuk “mengakhiri perang ini,” jika tidak, Iran akan menghadapi konsekuensi yang jauh lebih serius.

Sementara itu, Wakil Presiden AS J.D. Vance menegaskan bahwa meskipun serangan dilakukan, AS tidak sedang dalam kondisi perang dengan Republik Islam Iran.

Baca juga:  Trump Disebut Tak Mau Lanjutkan Serangan ke Iran, Upayakan Jalan Damai

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menanggapi bahwa “pintu diplomasi seharusnya selalu terbuka, tetapi saat ini… bukan waktunya.” Ia menyalahkan Amerika Serikat sebagai pihak yang telah mengkhianati jalur diplomasi.

Araghchi menegaskan bahwa Iran akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasionalnya.

Organisasi Energi Atom Iran menyatakan bahwa pengembangan industri nuklir Iran tidak akan berhenti meskipun mendapat tekanan dari luar.

Serangan AS ini memicu reaksi keras di tingkat internasional. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan tersebut sebagai eskalasi berbahaya di kawasan dan merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Baca juga:  Siapa Pun Pemenangnya, Biden Akan Hadiri Pelantikan Presiden AS

Rusia mengecam keras serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran dan menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, Piagam PBB, serta resolusi Dewan Keamanan PBB.

Moskow juga menyerukan agar Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memberikan tanggapan yang jujur terhadap peristiwa ini.

Selain Rusia, Kuba dan China juga menyampaikan kecaman keras atas operasi militer AS tersebut. (kmb/balipost)

BAGIKAN