
DENPASAR, BALIPOST.com – Seiring mulai membaiknya kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali pascapandemi COVID-19, kebutuhan pekerja pariwisata berbahasa Mandarin juga meningkat. Demikian disampaikan Rektor Unud Prof. Ir. I Ketut Suardana, ST.,Ph.D., saat melaunching Hanyu Shuiping K’ao Shi (HSK) atau tes kemampuan Bahasa Mandarin di UPT Bahasa Unud, Kampus Sudirman, Sabtu (17/5).
Ia mengatakan kebutuhan tenaga kerja berbahasa Mandarin saat ini meningkat, sementara persediaannya masih terbatas. Program tes kemampuan Bahasa Mandarin ini terbuka bagi masyarakat umum, terutama para pelaku pariwisata di Bali. “Kami buka untuk masyarakat umum. Rencananya setahun empat kali. Untuk jenis tesnya ada enam level. Layaknya sebuah ujian ada ujian tulis dan speaking,” jelas Prof. Sudarsana.
Peresmian Mandarin HSK Center di Unud ini, lanjutnya, menandai kolaborasi dengan Chinese Testing International Co.,Ltd., yang merupakan pusat resmi ujian dan pelatihan bahasa Mandarin yang berada di bawah naungan Unud melalui UPT Bahasa.
Saat awal peluncuran, testing yang diselenggarakan Tourism Confucius Institute (TCI) Fakultas Pariwisata bekerja sama dengan UPT Bahasa Unud, langsung menjaring 22 orang peserta, dari kalangan mahasiswa, dosen dan pegawai Unud.
Direktur Indonesia TCI Fakultas Pariwisata Unud Dr. I Gusti Ngurah Widyatmaja, M.Par., didampingi Direktur China TCI Mr. Lui Kemin, mengatakan keberadaan lembaga baru ini merupakan program penting untuk menjembatani tingginya permintaan stakeholder, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai dan dosen. Sehingga Mandarin HSK Center, mampu menjembatani permintaan tersebut.
Ia menambahkan, lembaga serupa belum ada di wilayah Indonesia Timur.
Dari berbagai pengakuan, menurut dia, bahasa Mandarin tergolong bahasa paling sulit dipelajari. (Ketut Winata/balipost)