Pj Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya (kanan) melihat pemanfaatan aksara Bali dalam perangkat digital saat pembukaan Bulan Bahasa Bali, Sabtu (1/2) di Art Centre, Denpasar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Aksara Bali saat ini sudah ditetapkan sebagai “Nama Domain Tingkat Dua”, yang menunjukkan bahwa aksara ini sudah digunakan dalam alamat website. Aksara Bali menjadi aksara pertama di Indonesia yang mampu masuk dan diterapkan sebagai Nama Domain Tingkat Dua. Demikian terungkap dalam pembukaan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Sabtu (1/2).

Kegiatan tahunan yang dilaksanakan selama Februari merupakan wujud perhatian Pemerintah Provinsi Bali dalam melestarikan dan mengutamakan bahasa, aksara, serta sastra Bali. Selain sebagai alat komunikasi, Bahasa Bali memiliki tata krama yang tinggi dan menjadi sumber etika dalam kehidupan, sehingga warisan leluhur ini harus terus dijaga.

BBB menjadi program utama yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk menjadikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai hulu kebudayaan Bali. Dari bahasa yang dijiwai oleh agama Hindu lahirlah kesenian, adat istiadat, tata krama, dan berbagai nilai budaya yang menjadikan Bali sebagai pusat kebudayaan yang adiluhung.

Baca juga:  Dari Harapan Mahasiswa Papua hingga Hari Arak Bali

Pj. Gubernur Bali, Mahendra Jaya berpesan kepada seluruh masyarakat Bali, agar menggunakan bahasa Bali tidak hanya saat Bulan Bahasa Bali saja. Namun semangat menggunakan bahasa, aksara, dan sastra Bali dilakukan setiap hari, baik di lingkungan keluarga, di tempat kerja, di sekolah, terlebih pada acara-acara bernuansa adat Bali.

“Bahkan jika bisa setiap hari membaca aksara Bali, sehingga semakin banyak yang mampu untuk mempelajari pustaka-pustaka lontar dan sumber sastra lainnya, karena dari pustaka dan sumber sastra tersebutlah kita akan mampu menerangi jalan kita dalam mengarungi kehidupan ini,” pintanya.

Baca juga:  Aksara Bali

BBB VII tahun 2025 mengangkat tema “Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta”, yang memiliki makna bahwa Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemulian Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju semesta raya. BBB VII tahun 2025 sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan isi dari Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018, tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

BBB tahun 2025 dirangkai dengan berbagai inovasi untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, yakni menggunakan konsep ekosistem Kerangka Statistik Budaya (KSB) yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 2019.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha menyampaikan kegiatan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 ini diisi dengan sejumlah kegiatan berupa widyatula (seminar) terkait penggunaan font aksara Bali di beberapa platform media, sehingga aksara Bali sudah mampu masuk dan bersaing di dunia digital.

Baca juga:  Jembrana Gelar Bulan Bahasa Bali ke-6

Selain itu juga terdapat wimbakara (lomba) yang diikuti oleh peserta yang datang dari setiap Kabupaten/ Kota dan masyarakat umum dalam 12 lomba. Ada juga Krialoka (workshop) yang menggunakan bahasa, aksara dan sastra Bali. Ada juga reka aksara (pameran) Dharmakriya yang mencirikan transformasi bahasa, aksara dan sastra Bali dalam teknologi dan industri kreatif. Terdapat juga pagelaran berupa panggung apresiasi sastra Bali, konservasi lontar dan penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama. (Ketut Winata/balipost)

 

BAGIKAN