Pelaksanaan Guru Piduka di areal GWS, Tabanan pada Rabu (21/6). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Sepasang muda mudi yang sempat viral lantaran duduk di atas patung Garuda Wisnu Serasi (GWS) akhirnya mengikuti upacara guru piduka yang digelar, Rabu (21/6). Usai upacara, keduanya kemudian diberikan pembinaan dan wejangan oleh Bendesa Adat Kota Tabanan, Gusti Ngurah Siwa Genta.

Dari informasi yang dihimpun, rangkaian upacara Guru Piduka dimulai sekitar pukul 17.00 WITA. Hadir sejumlah perwakilan prajuru desa adat kota Tabanan serta perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui intansi terkait.

Baca juga:  Gianyar akan Tampilkan Rekonstruksi Dua Kesenian Langka di PKB

Bahkan pasangan muda mudi yang masih berstatus pelajar ini didampingi oleh orangtua masing-masing.

Bendesa Adat Kota Tabanan, Gusti Ngurah Siwa Genta saat dikonfirmasi membenarkan adanya ritual di areal GWS. Dikatakannya, upacara ini untuk mengembalikan kesucian areal GWS setelah aksi nyeleneh yang dilakukan kedua remaja tersebut.

“Sarana upacara disiapkan oleh Pemda dan dipuput oleh Jro Mangku Pura Puseh, astungkara pelaksanaannya berjalan lancar, tingkatan upacaranya madya karena juga diisi dengan upacara mecaru,” ucapnya.

Baca juga:  Tulisan Tangannya Disebut Identik, Wiratmaja Minta Uji Forensik

Siwa berharap kasus ini menjadi pengalaman bersama agar ke depan tidak terulang lagi. Karena menurutnya adat istiadat harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Bali terutama masyarakat Tabanan. “Kalau tidak dari kita sendiri yang menjaga adat budaya Bali siapa yang akan menjaga nantinya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Tabanan I Gede Sukanada mengingatkan pada masyarakat agar kedepannya ikut menjaga dan melestarikan kawasan di GWS. Apalagi di wewidangan GWS terdapat pelinggih Jero Dalem Puri berlokasi di sebelah utara GWS yang sangat dipercaya kesakralannya.

Baca juga:  Mobil Masuk Jurang Sedalam 15 Meter, Penumpang Balita Selamat

“Kami mengingatkan pada masyarakat untuk bersama sama menjaga kesucian dan menjaga kelestarian kawsan GWS, apalagi diwewidangan sana ada pelinggih yang cikal bakalnya itu sudah ada sejak lama dan diyakini wewidangan puri,” jelasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *