Ilustrasi. (BP/Dokumen)

KIGALI, BALIPOST.com – Sebanyak lima orang meninggal di Tanzania akibat penyakit virus Marburg menyusul wabah di wilayah Kagera, menurut keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (21/3). Kasus penyakit virus Marburg pertama di negara itu dikonfirmasi setelah otoritas kesehatan Tanzania melaksanakan uji laboratorium atas laporan penyakit aneh yang menginfeksi delapan orang.

Para pasien tersebut menunjukkan sejumlah gejala seperti demam, muntah, pendarahan dan gagal ginjal. “Lima dari delapan kasus, termasuk seorang petugas kesehatan, meninggal dan tiga lainnya masih menjalani perawatan,” kata WHO dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Rapid Test Mandiri Mulai Diberlakukan di Gilimanuk, Begini Situasinya

“Sebanyak 161 kontak telah diidentifikasi dan dipantau,” sebut WHO.

Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti, mengatakan upaya yang dilakukan otoritas kesehatan Tanzania untuk menemukan penyebab penyakit menandakan tekad untuk secara efektif mengendalikan wabah.

“Kami bekerja sama dengan pemerintah meningkatkan dengan cepat langkah pengendalian untuk menghentikan penyebaran virus dan mengakhiri wabah secepat mungkin,” kata Moeti.

WHO mengatakan pihaknya mendukung Kementerian Kesehatan negara itu untuk menurunkan tim darurat di Kagera untuk melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

Baca juga:  Sejak 2016 Lakukan Transplantasi Ginjal, Keberhasilan RSUP Sanglah 100 Persen

Virus Marburg, yang masih satu keluarga dengan virus penyebab Ebola, adalah virus mematikan yang menyebabkan demam berdarah dengan rasio kematian mencapai 88 persen.

Penyakit yang disebabkan Marburg muncul secara tiba-tiba dengan demam tinggi, sakit kepala parah dan nyeri badan parah. Banyak pasien mengalami demam berdarah parah selama tujuh hari, tanpa vaksin dan perawatan antivirus yang disetujui untuk mengobati virus ini.

Baca juga:  Kasus COVID-19 di Bali Terus Bertambah, Kembali Capai Belasan dalam 24 Jam Terakhir

Virus tersebut ditularkan ke manusia melalui kelelawar pemakan buah dan menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *