Suasana di Ubud. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Libur akhir tahun menjadi harapan terakhir bagi pelaku pariwisata Bali untuk memperoleh pemasukan di tengah pandemi COVID-19. Tak ayal, keputusan pemangkasan libur akhir tahun membuat kecewa pelaku pariwisata, khususnya di Gianyar.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar, Pande Mahayana Adityawarman, Minggu (6/12) mengakui keputusan memperpendek libur akhir tahun membuat kecewa pelaku pariwisata. Sebab, keputusan itu memiliki dampak signifikan kunjungan wisatawan domestik ke Bali, khususnya Gianyar.

Walaupun pemangkasan dan pembagian hari libur ini relatif mengecewakan, ia tetap mengapresiasi langkah pemerintah yang diyakini telah melewati pertimbangan matang. “Kita kecewa, tapi juga tidak boleh protes karena kami yakin apa yang dilakukan pemerintah ini demi tujuan yang baik. Semoga dengan hal ini, situasi bisa kembali normal. Sebab jika sudah normal, pemerintah tidak mungkin akan mengambil keputusan yang melemahkan perputaran ekonomi,” ucap pria akrab disapa Adit ini.

Baca juga:  Izin Usaha BPR Legian Dicabut, LPS akan Bayar Klaim Nasabah Paling Lama 90 Hari

Di tengah kondisi itu, Adit melihat masih adanya celah pekerja tetap berlibur ke Bali dengan waktu panjang. Para pekerja yang dimaksudkan adalah mereka yang selama ini tidak harus bekerja di kantor. “Para pekerja yang harus bekerja di kantor, harapannya untuk datang berlibur ke Bali pasti kecil. Karena itu, kami berharap pekerja yang tidak harus kerja di kantor ini tetap mau berlibur dan menginap di Ubud. Kan ada itu, yang bekerja bisa dari mana saja, tidak harus ngantor. Seperti saat awal pandemi, ketika banyak kantor yang menerapkan WFH, okupansi relatif bergerak tetapi sedikit. Intinya pekerja yang seperti ini kami harapkan untuk berlibur ke Ubud,” katanya.

Baca juga:  PSSI Pusat Inspeksi ke Stadion Dipta

Secara terpisah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Anak Agung Putrawan mengatakan pariwisata di Kabupaten Gianyar sesungguhnya berharap pada momen libur panjang akhir tahun. Namun dikarenakan adanya pemangkasan dan pembagian waktu libur, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. “Mau bagaimana lagi, kita harus terima keputusan pemerintah karena COVID-19 juga belum normal” ujarnya.

Diakui pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak menghadapi situasi ini. Dengan keputusan itu, otomatis kunjungan wisatawan di Gianyar hanya bisa diharapkan dari kunjungan wisatawan lokal saat weekend. “Kita hanya bisa berharap dari kunjungan wisatawan lokal saat weekend saja,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Bali Aman Dikunjungi, #BaliSafe Cultural Festival 2018 Digelar di Belanda
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *