Suasana di Pasar Wangaya. (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah pedagang di Pasar Wangaya sempat dikejutkan dengan rekannya yang kerauhan. Pedagang yang kerauhan itu diketahui bernama Putu Dewi.

Sehari-hari ia berjualan alat-alat upakara, seperti daun, tebu, serta perlengkapan upakara lainnya. Saat berjualan, ia tiba-tiba kerauhan, Kamis (2/4). Namun, setelah dipercikan tirta dan rekannya menghaturkan segehan, kerauhan akhirnya terhenti.

Menurut rekannya, Luh Kariani, pedagang yang berjualan di sekitarnya sempat kaget. Karena tiba-tiba Putu Dewi berteriak. Setelah diamati, ternyata kerauhan.

Baca juga:  Penari Legong "Muani" Kerauhan

Katanya, yang merasuki saat kerahuan, yakni Bhatara di Pura Bukit Rangda. Dalam kerahuan itu, diharapkan pedagang tidak berjualan lagi, karena adanya kasus corona.

Dalam pawusnya, semua diharapkan tahu, sudah ada pertanda. Tapi  tidak ada yang mengerti. “Gumi Bali grubug. Jangan dulu bekerja, jangan bekerja,” demikian kata yang kerauhan.

Terhadap kondisi ini, sejumlah pedagang mengaku tetap melakukan aktivitasnya. Karena belum ada imbauan dari pengelola pasar. “Kami tetap berjualan, karena belum ada imbauan dari kepala pasar. Was-was sih ada, tapi kami tetap berjualan,” ujar Kariani didampingi beberapa pedagang lainnya. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Fenomena ”Kerauhan”
BAGIKAN