Kepala Departemen Radiologi FK Unud/RSUP Sanglah, dr. Firman Parulian Sitanggang, SpRad. (BP/san)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tindakan DSA (Digital Subtraction Angiography) atau yang biasa disebut tindakan cuci otak sudah ada di RSUP Sanglah sejak 2010. Tindakan ini biasanya untuk membantu orang yang mengalami stroke sehingga kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Rata-rata, tindakan DSA yang dilakukan di RSUP Sanglah mencapai tiga atau empat pasien dalam seminggu. Kepala Departemen Radiologi FK Unud/RSUP Sanglah, dr. Firman Parulian Sitanggang, SpRad, Senin (13/1) mengatakan tindakan DSA merupakan tindakan untuk membuka sumbatan yang terjadi di pembuluh darah yang menyalurkan darah ke otak.

Baca juga:  Diduga Flu Burung, Bayi dari Nusa Penida Dirawat di RSUP Sanglah

Sehingga, layanan ini diberikan pada pasien yang mengalami serangan stroke. Adapun tindakan ini menggunakan metode intervensi dengan memasukkan alat khusus ke dalam pembuluh darah yang didapati terjadi penyumbatan dan kemudian dilakukan pemberian obat yang mampu memecahkan plak yang menyumbat pembuluh darah.

Menurut Firman, indikator penerapan DSA adalah pada pasien stroke yang bukan bukan perdarahan. Semakin cepat mendapatkan tindakan DSA, hasilnya semakin baik. “Metode yang dipakai dalam tindakan DSA ini tidak dibatasi waktu tetapi makin cepat hasilnya lebih baik dan lebih cepat terasa,” ujarnya.

Baca juga:  Sempat Tangani PDP COVID-19, Puluhan Tenaga Medis RSD Mangusada Diisolasi

Dari pengalamannya menangani pasien stroke yang menjalani DSA ada yang sudah enam bulan datang setelah mengalami serangan stroke. Pasien sudah tidak mampu mengangkat tangannya sebagai akibat dari serangan stroke. “Dengan tindakan ini secara perlahan kondisinya membaik dimana pasien sudah mulai bisa mengangkat tangan,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *