korupsi
Ilustrasi. (BP/dok)

Kita cukup terkejut dengan ditetapkannya Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Meskipun sebelumnya secara tersamar Menpora pernah disebut-sebut, tetapi publik masih belum percaya sepenuhnya.

Tetapi penetapan sebagai tersangka dalam waktu yang relatif cepat, memang cukup mengejutkan. Apalagi dalam keadaan lembaga ini sedang terguncang karena pemilihan pimpinannya banyak dipandang kontroversial dan undang-undangnya juga direvisi secara kontroversial.

Karena itu, ada yang memandang bahwa penetapan Menpora sebagai tersangka itu sebagai sebuah pesan yang bermakna banyak. Menangkap atau menetapkan tersangka koruptor hanya sebagai sebuah pesan, tentulah tidak baik.

Artinya, sengaja menangkap hanya untuk sebuah pesan, tentu tidak baik. Tetapi menetapkan tersangka karena memang orang bersangkutan pantas ditetapkan sebagai tersangka karena memenuhi segala persyaratannya, itu merupakan pekerjaan profesional, dan memang itulah yang diperlukan untuk menertibkan hukum.

Baca juga:  Kesejahteraan Publik dan Kualitas Demokrasi

Kita berharap, penetapan Imam Nahrawi ini memenuhi dua unsur tersebut, yaitu karena memang memenuhi semua persyaratannya dan kemudian memberikan pesan kepada khalayak. Pesan ini penting bahwa KPK ke depan harus berani bertindak tanpa membedakan status yang ada pada diri seseorang. Harus diakui bahwa memberantas korupsi itu sulit karena telah menjadi kebiasaan atau membudaya.

Tetapi bukan berarti tidak bisa. Di Indonesia, penekanan kasus korupsi ini boleh dikatakan sudah berhasil. Di kantor-kantor, terutama pemerintahan, kini anggaran itu sudah dapat berjalan dengan lancar. Tidak ada yang berani mengutak-atik.

Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa turunnya harga tanah di Bali dan kurang lakunya perumahan di Bali, disebabkan oleh sudah berhasilnya ditekan korupsi. Ada yang mengatakan bahwa masyarakat harus sadar bahwa ada banyak tanah di Bali yang dibeli oleh oknum dengan uang hasil korupsi. Dan ini merupakan pertanda dari berhasilnya pencegahan korupsi yang inspirator utamanya adalah pembentukan dan langkah yang dilakukan KPK.

Baca juga:  Dua Hakim Agung dan Panitera Mahkamah Agung Dipanggil KPK

Ada hal lain yang kita tangkap pesannya dari penetapan Nahrawi sebagai tersangka. Bagaimanapun, ia adalah representasi dari generasi muda Indonesia. Dalam konteks kultural, dialah puncak generasi muda Indonesia. Sebagai menteri pemuda, dia harus mampu memberikan contoh kepada jutaan pemuda yang ada di Indonesia.

Sebab, banyak sekali ada organisasi pemuda yang melindungi anak-anak muda di Indonesia. Secara logika, jika induknya melakukan tindakan korupsi, maka anak-anaknya akan ikut melakukan tindakan yang sama. Jadi, kita harapkan penangkapan ini akan menjadi pembelajran bagi jutaan pemuda kita agar tidak melakukan tindakan tercela tersebut.

Di balik penetapan tersangka yang dilakukan kepada Nahrawi, kita tetap menaruh hormat kepadanya. Ia telah mundur dari jabatan sebagai Menpora dan melakukan persembahyagan setelahnya. Kemudian dalam wawancara yang dilakukan kepada media, dia mengatakan akan ikut proses hukum untuk membuktikan apa yang sesungguhnya terjadi.

Baca juga:  Memproteksi Lahan Pertanian Bali

Ia tidak menolak diwawancarai. Di sini kita lihat sikap jantannya dan itu merupakan sikap yang harus dicontoh oleh genersi muda. Kita harus berani menghadapi apa yang dituduhkan dan membuktikan tuduhan tersebut, apakah benar atau tidak.

Sudah sekian kali kabinet Indonesia ini diguncang oleh kasus korupsi. Tentu saja ini merupakan catatan buruk. Kita bisa menilai burukya mental pejabat, buruknya perekrutan politik sampai pada kurang berhasilnya departemen yang bersangkutan.

Kita berharap apa yang dialami oleh Imam Nahrawi ini merupakan kasus yang terakhir. Mudah-mudahan pula ada kesadaran dalam dunia olahraga kita agar kosentrasi meningkatkan prestasi.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *