Gubernur Bali Wayan Koster. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Organisasi pemuda yang tergabung dalam wadah PD KMHDI Bali dan DPP Peradah Indonesia Bali menginisiasi gerakan hari sampah plastik se-Bali. Ide ini merupakan salah satu bentuk implementasi Pergub No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

Berkaitan dengan implementasi pergub itu, para anak muda di dua organisasi tersebut juga menggelar Dialog Publik ‘’Bali D.arurat Sampah Plastik, Apa Solusinya?’’ di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Kamis (28/2).

Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan setuju dan sangat mendukung adanya hari-hari khusus untuk membersihkan sampah. Ia juga mengapresiasi digelarnya dialog publik sebagai bentuk keterlibatan organisasi pemuda dalam melakukan aksi nyata dan terus menggelorakan gerakan pengurangan timbulan sampah plastik. Ia pun berharap gerakan ini diikuti oleh organisasi lain agar Pergub 97 bisa dilaksanakan secara optimal. Kendati baru diumumkan, Pergub 97 rupanya sudah langsung direspons positif oleh berbagai kalangan. ‘’Ini merupakan satu-satunya di Indonesia dan menuai pujian dari dunia internasional,’’ ujarnya.

Baca juga:  Edukasi Masyarakat, Sejumlah Organisasi Pemuda Gagas "Gerakan Kedasin Sampah Plastik" di Pura Besakih

Menurut Koster, keluarnya pergub ini merupakan langkah awal yang akan diikuti oleh program lainnya. Tentunya dalam menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali. Salah satu program yang akan dirancang berikutnya adalah sistem pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. ‘’Agar tidak seperti sekarang, semuanya numplek di TPA dan menimbulkan masalah yang tak kunjung terpecahkan,’’ imbuhnya.

Ketua Panitia Dialog Publik Ketut Putra Bagawatra menyebut kegiatan ini sebagai bentuk sumbangsih KMHDI dan DPP Peradah Bali menyukseskan implementasi Pergub 97. Berbagai masukan yang muncul dalam pelaksanaan dialog akan dilaporkan kepada Gubernur Bali untuk dapat dijadikan pedoman. Dalam kesempatan itu, Gubernur, Ketua DPP Peradah dan KMHDI juga menandatangani MoU Gerakan Bersih Sampah Plastik. Di sisi lain, pihaknya juga menawarkan ide terkait hari sampah plastik.
‘’Akan ada gerakan hari sampah plastik se-Bali, di mana pada hari itu ada gerakan memungut sampah plastik, ada dialog, ada memberikan hadiah lomba kepada sekaa teruna atau ibu PKK yang benar-benar mengabdi di lingkungannya untuk mengelola sampah,’’ ujarnya.

Baca juga:  Puncak HUT BKFK Unud ke-58 Libatkan Seluruh Alumni Menuju SDM Unggul

Pendiri Bank Sampah Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati, di sela-sela dialog mengatakan, bicara sampah tak melulu soal sampah plastik. Komposisi sampah yang paling besar justru sampah organik. Kendati memang yang membawa masalah bagi lingkungan adalah sampah nonorganik seperti plastik, logam, kertas dan botol kaca. Di sini, kehadiran bank sampah menjadi penting untuk menangani masalah sampah. Terutama di dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

‘’Jadi di sosialisasi awal itu kita sampaikan secara terpadu, organik diapakan, nonorganik diapakan, single use jangan dipakai, juga yang residu. Residu itu adalah yang mengandung B3 seperti pampers dan pembalut, ini akan kita ganti penggunaannya tidak lagi yang single use,’’ jelasnya.

Baca juga:  Kasus Penganiayaan Bocah Perempuan di Sidakarya, Dugaan Pencabulan Didalami

Menurut Ria, masyarakat jangan hanya berpikir modern dan praktis. Tetapi memiliki pemahaman yang benar bahwa modern dan praktis seharusnya ramah lingkungan.
Kepala SD 13 Pedungan IGA Mastutik mengatakan, pengetahuan awal tentang memilah sampah harus diajarkan sedini mungkin dari pendidikan dasar. Dengan demikian, anak-anak juga bisa mengedukasi orangtuanya untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah. Hal ini pun diterapkan pada sekolah yang dipimpinnya. Diakui bila upaya ini sempat menuai reaksi negatif karena sampah dianggap kotor. Kemudian mengumpulkan sampah identik dengan pemulung. Meskipun setelah 2-3 bulan berjalan, para orangtua akhirnya menyadari tentang pentingnya memperhatikan lingkungan.

‘’Sampai sekarang, bank sampah kami di SD 13 Pedungan itu sudah empat tahun berjalan. Setiap penimbangan itu, bukan anak saja yang membawa sampah, tetapi orangtuanya juga membantu membawa dari rumah,’’ ujarnya. (Adv/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *