
DENPASAR, BALIPOST.com – Revolusi senyap terjadi pada teknologi informasi dengan munculnya artificial Intelegence (AI) yang menghasilkan guncangan pada berbagai kehidupan termasuk media massa. Dibutuhkan kreatifitas dan strategi dalam memproduksi konten media massa yang tidak hanya mampu menjaga bisnis tetapi juga berkualitas.
Dalam konteks inilah Dewan Pers melalui Komisi Digital dan Sustainability menggelar pelatihan Produksi dan Strategi Konten Kreatif Perusahaan Pers pada Platform YouTube di Gedung Pers Bali K. Nadha Bali TV, Selasa (9/12). Pelatihan menghadirkan Narasumber Isabella Wibowo dari YouTube, Pimred Tribun Bali, Komang Ruspawan dan Wakil Ketua Komisi Digital dan Sustainability Dewan Pers, Rosarita Niken Widiastuti.
Ketua Dewan Pers Prof. Komaruddin Hidayat yang hadir secara Zoom menekankan bahwa kemajuan teknologi informasi dengan hadirnya AI akan menjadi momentum perubahan mendasar pada peradaban manusia. Namun demikian, ada karakter dasar manusia yakni selalu mencari kebenaran, kebaikan, kedamaian dan keindahan.
Karena itu lah, konten berita dari media massa yang berkualitas diyakini akan tetap dicari melalui platform internet. Keberadaan AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas konten berita.
Hal serupa disampaikan Ketua Komisi Digital dan Sustainability Dewan Pers, Dahlan Dahi, yang mengingatkan perkembangan AI yang cepat dapat dimanfaatkan oleh perusahaan pers, terutama dalam meningkatkan produktivitas berita. Produktivitas dapat diukur melalui berapa waktu dan biaya dibutuhkan dalam memproduksi berita.
Sementara Isabella Wibowo membeberkan strategi agar konten video yang diupload melalui kanal YouTube mendapatkan banyak viewer dan dimonetisasi. Selain itu disampaikan kebijakan-kebijakan dari YouTube terhadap konten untuk melindungi kepentingan pemirsa dari dampak negatif.
Terkait dengan penggunaan AI untuk membuat konten, Isabella mengatakan diperbolehkan. “Penggunaan AI dalam membuat konten diperbolehkan selama tidak melanggar hak cipta dan sesuai dengan kebijakan komunitas, ” katanya.
Hal terpenting menurut Isabella adalah bagaimana pemilik Chanel YouTube tidak hanya mempertimbangkan algoritma melainkan lebih kepada siapa audience yang disasar. Juga perlu diperhatikan mengenai keunikan konten dan konsistensi.
Sementara itu, Komang Ruspawan, menyampaikan tentang pertumbuhan YouTube Tribun Bali. Dari tiga platform yang dikelola, untuk yang digital terutama YouTube dimulai sejak 2017 dengan membuat tim produksi video yang merekrut tenaga baru juga memanfaatkan tenaga layout koran. Ada tiga tugas yakni membuat video berita, podcast dan video program.
Pelatihan diikuti puluhan peserta dari berbagai media dan platform di Bali. Selain itu juga ada sekitar 113 peserta yang mengikuti secara online melalui link zoom. (Nyoman Winata/balipost)






