
MANGUPURA, BALIPOST.com – Program bantuan khusus bagi warga lanjut usia (lansia) terus dimatangkan Pemerintah Kabupaten Badung. Bahkan, besaran dan skema pemberian bantuan lansia yang sempat mandek di era kepemimpinan Nyoman Giri Prasta lantaran terbentur regulasi telah dirancang.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan, program bantuan lansia akan dimulai pada 2026. Setiap penerima bantuan akan mendapatkan Rp5 juta per tahun sebagai bentuk penghargaan atas capaian usia panjang dan kontribusi mereka bagi daerah.
Syaratnya, lansia harus berumur 75 tahun untuk memperoleh bantuan.
“Ini merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap masyarakat, terutama kalangan lansia yang telah berperan dalam pembangunan daerah. Kami ingin memberikan penghargaan kepada masyarakat Badung yang mampu mencapai usia 75 tahun,” ujar Adi Arnawa di Mangupura, Rabu (12/11).
Menurutnya, bantuan lansia bukan sekadar bentuk perhatian, tetapi juga menjadi indikator bahwa derajat kesehatan masyarakat Badung terus meningkat. Bantuan akan diberikan setiap kali lansia yang bersangkutan berulang tahun setelah memasuki usia 75 tahun, selama mereka masih hidup.
“Begitu memasuki usia 75 tahun, kita berikan Rp5 juta. Tahun berikutnya saat ulang tahun ke-76, diberikan lagi, begitu seterusnya setiap tahun,” tegasnya.
Adi Arnawa juga menegaskan, program ini akan dijalankan secara berkelanjutan dengan berbasis data kependudukan yang akurat. Pelaksanaan program akan dikoordinasikan di bawah Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Badung, bukan lagi melalui Dinas Sosial, agar penyaluran berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.
Selain program untuk lansia, Pemkab Badung juga menyiapkan bantuan bagi penyandang disabilitas (difabel), baik yang mengalami cacat fisik maupun mental. “Untuk difabel fisik sudah siap, sedangkan difabel mental masih menunggu penetapan pengampu dari pengadilan negeri. Bantuan yang diberikan sebesar Rp1 juta,” katanya.
Berbagai program sosial tersebut, kata mantan Sekda Badung ini menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan saat kebutuhan pokok sering mengalami kenaikan harga.
“Kami ingin memastikan pembangunan manusia di Badung benar-benar nyata. Pemerintah harus hadir, bukan hanya dalam pembangunan fisik, tapi juga dalam memperkuat kesejahteraan sosial,” terangnya.
Dengan hadirnya program bantuan untuk lansia dan difabel ini, masyarakat dapat merasakan kehadiran pemerintah secara langsung, sekaligus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam pembangunan daerah yang inklusif dan berkeadilan.(Parwata/balipost)










