Suasana di Pasar Badung gelap gulita sehari pascabanjir, Kamis (11/9). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pembersihan area Pasar Badung dan Pasar Kumbasari digencarkan pada Kamis (11/9), sehari setelah banjir bandang menerjang.

Jalan Gajah Mada pun sempat ditutup dan area parkir disterilkan. Kondisi ini membuat pasokan dan transaksi di Pasar Badung tersendat. Situasi di Pasar Badung makin tak kondusif karena , tidak ada penerangan sehingga gelap gulita.

Salah seorang pedagang buah di lantai dua Pasar Badung, Sang Ayu Anggawati mengatakan, beberapa pemasok tidak bisa menurunkan barangnya karena terbatasnya parkir. Beberapa diantaranya parkir cukup jauh dari pasar dan terkendala buruh angkut. Hal tersebut membuat minimnya pasokan buah ke pasar sedikit.

Baca juga:  Pembangunan Tahap II Pasar Badung, Dishub Lakukan Rekayasa Lalin

Selain itu, pelanggannya yang kebanyakan suplier hotel juga minim datang ke pasar mengingat kondisi belum kondusif. Beberapa di antaranya langsung mengambil ke Pasar Batukandik dan Bedugul untuk sayuran.

“Biasanya kan di sini bisa dia ngambil semua, baik sayur, buah, daging semua ada. Mereka biasanya di basement untuk packing-packing menyesuaikan pesanan hotel. Tapi hari ini basement juga masih terkendala jadi banyak suplier yang langsung ke Batukandik atau Bedugul,” katanya.

Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata, saat dikonfirmasi membenarkan kondisi tersebut. Bahkan dia menyebutkan sempat berencana menutup operasional pasar untuk sementara.

Baca juga:  4,3 Hektar Sawah di Banyupoh Terdampak Banjir Bandang

Namun karena melihat pedagang memiliki pelanggan, akhirnya diputuskan untuk tetap membuka pasar dengan memaklumi situasi yang ada saat ini.

Terkait tak adanya penerangan, dia mengatakan kondisi ini karena panel yang berada di basement terendam. Ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, mulai dari membersihkan genangan air, mengecek kelayakan panel hingga memperbaiki.

“Saat ini airnya (di basement) masih dikuras. Setelah itu bersih baru cek panel untuk perbaikan itu membutuhkan waktu 3 hari. Makanya kami estimasikan listrik bisa kembali hidup 5 sampai 10 hari ke depan,” katanya.

Baca juga:  Cegah COVID-19, Pasar Badung Sediakan Dua Bilik Sterilisasi

Biaya untuk perbaikan inipun cukup tinggi sekitar Rp3 miliar dan jika harus membeli baru sekitar Rp11 miliar. Untuk sementara pihaknya juga sempat berkoordinasi dengan PLN yang dikatakan bisa memasang listrik sementara dengan biaya sekitar Rp500 juta.

“Ini sudah kami ajukan ke atasan, ke dewan pengawas juga. Semoga bisa disetujui segera agar pedagang bisa beroperasional dalam waktu dekat,” imbuhnya. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN