
DENPASAR, BALIPOST.com – Warga Bali (suku dan agama apapun, red), mulai banyak yang melirik ajaran Sabdo Palon. Nilai-nilai Sabdo Palon sangat relevan diperkuat saat HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Di Bali, Sabdo Palon bukan saja dipersonifikasikan dalam wujud tertentu, namun juga sebuah ajaran budi luhur kemanusiaan yang berkeadilan menuju kemakmuran bersama. Makanya banyak yang menyebut Sabdo Palon adalah samar alias tanpa wujud, tapi ada.
Di Bali kini sudah ada Yayasan Sabdo Palon Nusantara. Lembaga ini menampung semua aspirasi dan spirit Sabdo Palon, termasuk munculnya perbedaan/kebhinekaan pemikiran dan analisa saol Sabdo palon.
Yang prestisius, Yayasan Sabdo Palon Nusantara berencana mendirikan patung Sabdo Palon tertinggi di dunia di kawasan Bali Selatan. Mengapa harus di Bali Selatan? Nah, pertanyaan ini akan dijawab paling akhir.
Dalam dunia pewayangan, Sabdo Palon sering dikaitkan dengan tokoh Semar atau Tualen di Bali. Petuah atau sabdonya adalah Siwa yakni soal kebenaran dan kebaikan. Makanya dia selalu berada di pihak yang benar (Pandawa).
Pengacara yang juga penekun spiritual, Gede Indria, S.H., M.H., saat ditemui di Museum Agung Bung Karno menyebut jangan salahkan ada yang menyebut Sabdo Palon adalah wong samar karena memang sulit diwujudkan.
ia berlaku angin dan sunia yakni han tan hana, sama seperti sifat Tuhan itu sendiri. Artinya, jika kita percaya dan yakini Sabdao Palon pasti hadir, demikian juga sebaliknya.

Gede Indria membenarkan kelompok penekun Sabdo Palon kini banyak bermunculan di Bali. Hal ini wajar terjadi karena kondisi Nusantara memang sedang Naya Genggong alias tak stabil.
Warga merindukan Sabdo Palon muncul. Paling tidak nilai-nilai universal Sabdo Palon soal kebhinekaan dihormati. Menurut antropolog Paul Stange dalam penelitiannya pada 1988 menyebut Sabdo Palon dikenal sebagai mahaguru di Tanah Jawa alias Nusantara. Sabdo Palon bisa muncul berapa bencana, peringatan atau sabda atau wahyu, pewisik atau firman dan sejenisnya.
Presiden Prabowo pun meyakini spirit Sabdo Palon dengan menggunakan simbol-simbol kebesaran Majapahit (merah putih). Sama dengan penguatan yang dilakukan Presiden Bung Karno. Kedua tokoh ini percaya pamomong Tanah Jawa (mewakili Nusantara) adalah Sabdo Palon. Bung Karno adalah sosok yang menjunjung tinggi kebhinekaan.
Lalu mengapa patung Sabdo Palon akan didirikan di Bali Selatan? Penekun spiritual Gede Indria mengatakan sesuai pengider-ider Bhuwana Agung Bali, wilayah selatan adalah pemujaan Dewa Brahma dan Tengah adalah Siwa.
Maka sepantasnya partung Sabdo Palon didirikan di Bali Selatan menghadap ke barat. Sedangkan pemujaan Wisnu lebih pas dipasang di Bali Utara menghadap selatan. Gede Indria menambahkan sesuai kearifan lokal Bali yang disebut hulu adalah Timur tempat matahari terbit. Mulai dari konsep Catur Sanak, Panca Detya, Panca Durga, Panca Bayu hingga Dasa Bayu dimulai dari timur. Sesuai filosofi Sabdo Palon mewujudkan kemanusiaan (timur), keadilan (tengah) menuju kemakmuran (barat) bagi semua makhluk hidup di alam semesta. (Adv/balipost)