Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Juni 2025 di Jakarta, Selasa (8/7/2025). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per posisi Mei 2025 sebesar 8,43 persen year on year (yoy) menjadi Rp7.997,63 triliun. Demikian catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,74 persen, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,82 persen. Sedangkan kredit modal kerja tumbuh sebesar 4,94 persen year on year,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (8/7).

Lebih lanjut, apabila ditinjau dari kepemilikan, Dian menyebutkan bahwa kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 11,61 persen yoy.

Baca juga:  Pertumbuhan Uang Beredar Dipengaruhi Perkembangan Penyaluran Kredit

Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,92 persen yoy. Sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,17 persen yoy, di tengah upaya perbankan yang berfokus pada upaya-upaya pemulihan kualitas kredit UMKM.

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 4,29 persen yoy menjadi sebesar Rp9.072 triliun. Giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 5,57 persen yoy, 5,39 persen yoy, dan 2,31 persen yoy.

Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada Mei 2025 tetap memadai dengan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 110,33 persen dan 24,98 persen, masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 192,41 persen.

Baca juga:  AEOI Tak Akan Tambah Beban Pajak

Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,29 persen dan NPL net sebesar 0,85 persen.

Loan at risk (LAR) juga relatif stabil tercatat di angka 9,93 persen. Meskipun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun rasio LAR tercatat stabil dan masih di level sebelum pandemi COVID-19.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 25,51 persen.

Baca juga:  Situasi Global, Penerbangan Qatar Airways dari Bali Sempat Dibatalkan

Hal itu menjadi bantalan mitigasi risiko yang sangat kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.

Terkait perkembangan buy now pay later (BNPL), porsi BNPL perbankan tercatat 0,27 persen dari total kredit, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.

Pada Mei 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana yang dilaporkan dalam SLIK tumbuh sebesar 25,41 persen yoy menjadi Rp21,89 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN