
TABANAN, BALIPOST.com – Petani muda asal Banjar Anyar, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, I Wayan Doni Ardita (35) patut berbangga.
Pasalnya, dua ekor sapi miliknya dibeli Presiden RI Prabowo Subianto untuk dijadikan hewan kurban pada perayaan Idul Adha tahun ini.
Sapi berbobot masing-masing 485 kilogram dan 515 kilogram tersebut dibeli dengan harga total Rp85 juta. Menariknya, sapi-sapi itu tidak dikirim ke Jakarta, melainkan akan disembelih di Masjid Agung Tabanan pada 5 Juni mendatang, tepat sebelum Idul Adha.
Kepala Bidang Ternak dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan, Gede Eka Parta Ariana menyebutkan bahwa pemilihan sapi milik petani muda ini melalui proses seleksi ketat oleh tim gabungan dari pusat. “Syaratnya tidak mudah. Sapi harus sehat, sudah divaksinasi PMK, dan lolos uji kelayakan dari berbagai aspek,” ungkapnya, Senin (2/6).
Kabar gembira ini tak hanya membuat Wayan Doni semringah, tetapi juga sang ayah, I Wayan Netra yang selama puluhan tahun menekuni usaha ternak sapi. “Kami diberi kabar sebulan lalu bahwa sapi kami akan dibeli Presiden. Astungkara, ini menjadi kebanggaan dan semangat baru bagi anak saya,” tutur Netra.
Dua sapi yang kini menjadi sorotan nasional itu awalnya dibeli Doni di Pasar Beringkit sekitar 1,5 tahun lalu. Sejak itu, sapi-sapi tersebut dirawat dengan penuh perhatian, mulai dari pemberian rumput segar, vitamin, hingga pakan tambahan seperti dedak, ampas tahu, dan konsentrat. “Perawatan ekstra ini jadi kunci bobot sapi yang besar,” jelas Netra.
Sebagai peternak sekaligus pedagang sapi sejak 1990, Netra mengaku ini kali pertama sapi dari kandangnya dibeli Presiden. Sementara sang anak baru memulai usaha ternak sejak 2013 dan biasanya hanya menjual ke luar Bali. “Sungguh kami tidak menyangka, bangga sekali,” ucapnya haru.
Jelang Idul Adha 2025, Netra mengatakan ada lonjakan permintaan sapi kurban. Dalam tiga minggu terakhir saja ia telah menjual sekitar 40 ekor sapi dengan harga antara Rp40 juta hingga Rp50 juta per ekor. “Tahun ini jauh lebih ramai dibanding tahun lalu yang lesu karena isu PMK. Tahun lalu periode yang sama hanya laku 20 ekor,” katanya.
Netra berharap, pengalaman ini bisa memotivasi lebih banyak generasi muda Tabanan untuk terjun ke dunia peternakan. “Kalau ditekuni dan dirawat serius, hasilnya bisa membanggakan, bahkan sampai ke Istana,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)