NEGARA, BALIPOST.com – Karya Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Nyatur Rebah, Padudusan Alit, Wraspati Kalpa lan Ngusaba di Pura Amertha Sari, Banjar Adat Gianyar, Desa Adat Yehbuah, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo digelar. Karya upacara yang sarat nilai spiritual dan budaya ini merupakan bagian dari upaya menjaga kelestarian adat, budaya, dan nilai-nilai keagamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Prawartaka Karya Banjar Adat Gianyar, I Gusti Made Lasia, mengatakan puncak karya Ngenteg Linggih telah dilaksanakan pada  Sabtu, 3 Mei 2025 dan upacara nyineb dijadwalkan berlangsung pada Sabtu 10 Mei 2025.

Baca juga:  Wabup Suiasa Hadiri Karya Pedudusan Alit lan Ngenteg Linggih Br Umahanyar Desa Darmasaba

Meski hanya memiliki sekitar 300 kepala keluarga dengan latar belakang daerah berbeda, namun disatukan dalam awig-awig desa Adat.

Uniknya desa adat ini, selain berbatasan langsung dengan hutan, juga di masing-masing banjar terbentuk atau mencirikan darimana asal (bangsal) mereka.

Di Desa Adat ini terdapat empat banjar adat di antaranya banjar adat Gianyar, banjar adat Bangli, banjar adat Gulingan dan banjar adat Badung.

Baca juga:  Sempat Jatuh Dari Motor Usai Naik Pelinggih, Bule Finlandia Ikuti Upacara Guru Piduka

Karya yang digelar ini berada di Banjar Adat Gianyar. Karya ini mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Sejumlah tokoh penting, seperti Bupati Jembrana periode 2010 hingga 2021, I Putu Artha, Anggota DPRD Provinsi Bali I Gusti Agung Bagus Suryadana, Kapolres Jembrana AKBP Kadek Dewi Suparwati, dan Kasdim 1617 Jembrana Mayor Inf Har I Wayan Yudana bersama Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan hadir dalam karya tersebut.

Bupati Kembang melakukan penandatanganan prasasti sebagai bentuk penghargaan terhadap pelaksanaan karya, sekaligus menyerahkan bantuan punia sebesar Rp5 juta dan Jasa Kesenian senilai Rp10 juta kepada Prawartaka Karya sebagai bentuk dukungan Pemkab terhadap pelestarian adat dan budaya.

Baca juga:  Bupati Jembrana Anggarkan Perbaikan Tiap Tempat Melasti Rp 1 Miliar

Dalam sambutannya, Bupati Kembang menyampaikan rasa syukurnya dapat hadir dan mengikuti persembahyangan bersama masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian adat, budaya, dan nilai-nilai keagamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun. (Surya Dharma/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN