Ilustrasi kopi yang sudah disangrai. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Harga kopi sedang memasuki puncaknya, menembus angka fantastis hingga Rp65 ribu per kilogram untuk kategori kopi beras. Fenomena ini menjadi sorotan utama di kalangan petani kopi.

Bagi Made Suamanta, seorang petani kopi asal Banjar Dinas Padangan Kawan, Desa Padangan, Pupuan, fenomena ini terjadi sebelum panen dimulai. Hal ini memungkinkan para petani yang memiliki stok kopi untuk dapat menikmati keuntungan dari lonjakan harga. “Kebetulan punya stok, jadi tahu harga kopi mahal. Mudah-mudahan ke depan petani kopi bisa mengikuti harga lain,” ujarnya optimis, Minggu (28/4).

Baca juga:  Banyuwangi Kembangkan Wisata Kopi

Salah satu faktor utama yang mendongkrak harga kopi adalah ketidakstabilan pasokan global, terutama disebabkan oleh kemungkinan gagal panen di negara-negara produsen utama seperti Brazil, Vietnam, bahkan di Bali sendiri. Dampaknya, stok kopi menipis secara signifikan sejak tahun 2023 dan memicu kenaikan harga yang cukup drastis.

Perubahan cuaca yang ekstrem juga menjadi penyebab utama turunnya produktivitas kopi dalam beberapa tahun terakhir. “Dari 2021 sampai 2023 turun hujan sehingga kopi tidak mau berbunga. Bunganya setelah mekar justru busuk, tidak bisa jadi biji kopi,” ungkap Suamanta.

Baca juga:  Awal Musim Panen, Harga Kopi Naik Tiga Kali Lipat dari Periode Sebelumnya

Kondisi ini juga tercermin dari data harga kopi dalam beberapa tahun terakhir, yang menunjukkan kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Tahun 2020, harga kopi masih sekitar Rp20 ribu per kilogram, meningkat menjadi Rp25 ribu pada tahun 2021, dan bahkan mendekati Rp40 ribu pada tahun 2023. Kini, harga mencapai puncaknya di angka Rp65 ribu per kilogram. “Sekarang harga lagi tinggi-tingginya karena kemungkinan ada gagal panen di Brazil, Vietnam, termasuk di Bali, jadi stok kopi sedikit,” jelasnya.

Saat ini, para petani di Pupuan sudah bersiap menghadapi masa panen raya yang diharapkan dapat mengalami peningkatan produksi. “Sudah mulai membaik karena cuaca sudah mulai mendukung,” ujar Suamanta.

Baca juga:  Dugaan Korupsi Aset Kejari Tabanan, Pemeriksaan 6 Tersangka Rampung

Meskipun harga kopi diprediksi akan sedikit turun saat panen raya, petani tetap optimis bahwa tren kenaikan harga akan terus berlanjut. “Kalau sebelumnya harga kopi di angka Rp30 ribu petani sudah senang, panen tahun depan tentu harga kopi bisa di atas Rp40 ribu sudah pasti atau bisa di atas Rp50 ribu. Karena tren saat ini di harga 70 ribu,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN