Petani sedang memanen biji kopi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kopi Bali Kintamani yang memiliki cita rasa unik makin digemari kalangan penikmat kopi. Bahkan, keunikan rasa kopi ini membuatnya dipilih sebagai Master single origin espresso (S.O.E.) series salah satu waralaba minuman kopi.

Mengutip data dari BPS Provinsi Bali, Bangli yang terkenal dengan kopi Kintamani, merupakan produsen kopi arabika yang terbesar di Bali. Produksinya di 2022 mencapai 2.082 ton. Sementara di 2021, produksi kopinya sebesar 2.173 ton.

Menurut pengusaha waralaba minuman kopi, Hadi Suwardi, pihaknya memilih Kopi Bali Kintamani untuk memberdayakan petani lokal. “Kami ingin memberikan kopi terbaik yang dapat dirasakan oleh setiap masyarakat dari berbagai negara. Upaya ini merupakan salah satu bentuk komitmen untuk mendukung petani lokal Indonesia dan memperkenalkan biji kopi Indonesia dengan cita rasa kelas dunia yang khas,” ujar Product Manager Tomoro Coffee ini.

Baca juga:  BUMDes di Bali Diharapkan Bisa Pasarkan Arak

Kopi Bali Kintamani ini, ungkapnya, dipilih oleh World Barista Champion 2017, Dale Harris dan Indonesia Barista Champion 2018, Muhammad Aga.

“Kali ini, kami menggunakan biji kopi dari Indonesia untuk mewujudkan banyaknya permintaan dari para pelanggan yang ingin mengeksplorasi rasa dari biji kopi Indonesia, sekaligus mendukung petani lokal dan memajukan industri kopi Indonesia,” paparnya.

Ia percaya biji kopi Indonesia yang ditanam oleh petani lokal juga memiliki cita rasa yang bagus, sehingga sudah saatnya untuk diperkenalkan ke seluruh dunia. Diharapkan, dengan penggunaan biji kopi Karana Bali Kintamanis ini, cita rasa biji kopi Indonesia dapat lebih terkenal hingga ke mancanegara karena gerai waralabanya sudah ada di China dan akan merambah ke Filipina dan Singapura.

Baca juga:  60 Barista Internasional Siap Meriahkan Hari Kopi Internasional di Lampung

Muhammad Aga yang merupakan Indonesia Barista Champion memaparkan dipilihnya biji kopi dari dataran tinggi di sekitar pegunungan area Kintamani bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang tradisi, sejarah, potensi alam, proses budidaya, dan kehidupan spiritual yang sudah ada sejak 200 tahun lalu. “Kombinasi semua inilah yang membuat kami ingin memperkenalkan kopi Kintamani ke dunia,” sebut Tomoro Coffee Master ini.

Biji kopi ini ditanam di ketinggian 1.100 – 1.500 mdpl dengan memanfaatkan tanah vulkanik dan iklim yang berubah-ubah. Cuaca yang cerah dan hujan bergantian memberikan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.

Baca juga:  Pelibatan Anak di Kampanye Belum Jadi Isu Penting

Kombinasi tanah dan cuaca yang ideal ini menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi. Bahkan saat tes cupping berhasil memperoleh skor 83 yang artinya specialty coffee yang enak.

Ia memilih biji kopi dari Karana Bali Kintamanis kali ini, karena memiliki profil rasa yang khas dan sesuai dengan selera masyarakat Indonesia, yaitu kombinasi tingkat keasaman dan manis, seperti tebu, kismis manis, dan wafer cokelat. Selain itu, waktu panennya adalah Mei-Agustus 2023 sehingga menjadikannya kopi terbaik untuk dinikmati sekarang ini. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN