Tsuyoshi Ozawa, Senior Vice President - Head of Allied Telesis APAC Pte Ltd (kiri) menerima sertifikat TKDN dari Slamet Riyanto, Ketua Tim Kerja Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Perkantoran dan Elektronika Profesional - Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (kanan). (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dalam rangka mengurangi ketergantungan impor, Kementerian Perindustrian menggenjot sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Hal ini disampaikan Priyadi Arie Nugroho, Direktur IET, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

Seperti diketahui, selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan program untuk mempromosikan kandungan dalam negeri di berbagai industri, dengan tujuan meningkatkan produksi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Salah satu inisiatif penting dalam hal ini adalah kebijakan TKDN.

“Dalam melaksanakan program tersebut, kami telah melakukan beberapa terobosan dalam upaya mempercepat, mempermudah, dan memperbanyak sertifikasi TKDN,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya Rabu (1/11).

Ia mengutarakan untuk menggenjot sertifikasi TKDN, pihaknya memberikan Allied Telesis, perusahaan teknologi informasi pertama yang mendapatkan sertifikasi TKDN untuk 18 produk switch yang diproduksi langsung di Batam, Indonesia.

Baca juga:  Ikuti Regulasi Pemerintah, Perusahaan Multinasional Naikkan TKDN di Produknya

“Langkah yang dilakukan oleh Allied Telesis Indonesia ini membuktikan bahwa anak bangsa dapat melakukan inovasi teknologi melalui proses riset dan pengembangan. Hal ini akan sangat berguna untuk lebih memacu produktivitas dan daya saing industri manufaktur teknologi informasi dan telekomunikasi yang akan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” sebutnya.

Beng Santosa, Country Lead – PT Allied Telesis Indonesia menjelaskan pihaknya mendukung program pemerintah dengan mendapatkan sertifikasi TKDN. Ini, disebutnya, bentuk komitmen Telesis untuk memacu pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja baru dan menyediakan transfer teknologi. “Sertifikasi ini pun akan melengkapi performa Allied Telesis Indonesia sebagai perusahaan solusi jaringan pintar yang didukung teknologi AI di Indonesia.”

Baca juga:  Sebanyak 115 Komponen Kendaraan Dapat Insentif PPnBM

Solusi jaringan Allied Telesis yang didukung teknologi AI dapat mengoptimalkan LAN, Wi-Fi, keamanan, dan SD-WAN, dapat mengurangi waktu jaringan yang tidak aktif, menyederhanakan kegiatan operasional, dan mengurangi biaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis yang selalu berubah saat ini. Hal ini yang menjadikan Allied Telesis menerima berbagai pengakuan dari industri atas penawaran solusi yang diberikan, termasuk penghargaan untuk otomatisasi jaringan dan keamanan.

Selain itu, Allied Telesis dapat memastikan pasokan lokal produk-produknya di Indonesia karena memiliki manufaktur kontrak dengan PT Sat Nusapersada Tbk, sebuah perusahaan manufaktur yang berbasis di Batam, yang selama ini telah mengembangkan produk-produk jaringan perusahaan di Indonesia.

Baca juga:  Jokowi Dorong "Startup" Ambil Peluang Sektor Pangan

“Dengan adanya sertifikasi TKDN, kami berharap akan terus memperkuat infrastruktur konektivitas dan meningkatkan inovasi yang terus membantu para pelaku bisnis di Indonesia,” ujar Bidin Yusuf, Direktur PT Sat Nusapersada Tbk.

Benjamin Teh, Regional Director (ASEAN South) – Allied Telesis APAC Pte Ltd menambahkan investasi di Batam menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat produksi di Kawasan Asia Tenggara untuk mengamankan pasokan switch lokal dan global yang menggunakan kandungan lokal. “Hal ini mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mewujudkan kemandirian sektor industri dalam negeri dengan mengoptimalisasikan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam pengadaan barang dan jasa,” jelasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN