Hermawan Kartajaya. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Menyambut pascapandemi COVID-19, MarkPlus Corp kembali menghadirkan acara HK Web Series 4-POST 23 yang diselenggarakan dalam empat episode secara offline di Philip Kotler Theater Class MarkPlus Main Campus dan online via Zoom. Acara yang dibawa langsung oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder & Chairman MarkPlus Corp, atau yang akrab disapa HK, kembali memandu para pelaku bisnis dalam menghadapi dan mewaspadai lima ancaman, yakni virus COVID-19, konflik geopolitik, perubahan iklim, krisis ekonomi global, dan kondisi politik yang mulai hangat menjelang pesta demokrasi 2024.

HK membuka webinar dengan memperkenalkan buku terbarunya, Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability yang telah diluncurkan secara
internasional di Jenewa, Swiss. “Buku pertama dari seri Entrepreneurial Marketing, saya perkenalkan sebagai simbol Official International Launch di World Intellectual Property Organization (WIPO), Swiss. Hal ini menjadi momen bersejarah karena setelah 25 tahun menulis buku bersama Philip Kotler, saya berhasil membawa konsep Punokawan ke lanskap internasional yang merupakan simbol mitos asal Indonesia,” buka HK dalam rilisnya.

Baca juga:  Penyegaran Manajemen, JAS Tunjuk Komisaris Baru

Dengan semakin dinamisnya kondisi dunia pada kuartal pertama 2023, episode (Re) POSITIONING
Clearly: Post-Time membahas kerangka 5D: Changes in The 1st Quarter sebagai landasan tiga tahap
implementasi strategi pasca pandemi COVID-19 bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan
bisnis. Di kerangka tersebut, terdapat lima perubahan yang masuk dalam kategori science-technology, social-culture, industry-market, dan politics-legal sebagai stimulan economy business untuk terus berkembang.
“Perkembangan Artificial Intelligence (AI) Generatif seharusnya bisa dikendalikan oleh manusia.
Jangan sampai kita takut dengan teknologi. Meskipun teknologi itu penting, tapi kalau manusia saja
tidak bisa mengendalikannya, dunia akan hancur,” pungkas HK.

Selain itu, perang dagang teknologi antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok yang
semakin intens memiliki dampak terhadap Indonesia. Sebagai respons, Indonesia mengambil posisi
netral dengan tidak memihak di sisi manapun dan waspada dengan ketidakpastian politik di Asia
Tenggara akibat munculnya pemilihan umum Indonesia dan Thailand.

Baca juga:  Suzuki Hadirkan "Rajanya" Pick Up di Bali, Ini Harganya

Hal ini perlu ditinjau diplomat untuk memanfaatkan konsep creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) di masa ketidakpastian politik agar Indonesia dapat bertahan. “Pemanfaatan konsep CI-EL perlu diintegrasikan oleh suatu perusahaan jika ingin bertahan selama masa ketidakpastian politik. Namun, konsep CI-EL juga perlu dimanfaatkan oleh perusahaan kecil agar tidak kalah dengan perusahaan besar lainnya yang dapat menjadi ancaman terhadap keberlanjutan bisnisnya,” ujar HK.

Memasuki masa Ramadhan, HK menyinggung salah satu produk Indonesia dalam komersialnya yang
unik dan memiliki ciri khas tersendiri. HK menyatakan produk sirup ini dikenal sebagai inisiator pemanfaatan seasonal marketing selama bulan Ramadhan.

Dalam keterangannya, HK menjelaskan pentingnya memiliki strategi pasca pandemi COVID-19 yang
berlandaskan model OMNI-House untuk memposisikan suatu perusahaan secara jelas. Faktor strengthening, re-positioning, existing positioning, dan leveraging yang tercantum dalam strategi memenangkan persaingan bisnis pasca pandemi COVID-19 dianggap krusial untuk dapat bersaing dengan kompetitor.

Baca juga:  Berlaku Mulai Siang Ini, Sejumlah Harga BBM Diturunkan

Berangkat dari empat faktor tersebut, terdapat tiga tahap implementasi strategi pasca pandemi COVID-19 yang dianjurkan oleh HK untuk ditilik kembali oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis. Tiga tahap tersebut terdiri dari The New Perceptual Compass for 2030, Defining your New Positioning Statement, dan Sustaining with Entrepreneurial Marketing.

Dengan memanfaatkan tiga tahap tersebut, repositioning suatu brand perlu diarahkan melalui
perceptual compass yang baru untuk mengembangkan bisnis. Munculnya isu sustainability dan digitalisasi juga mengakibatkan sumbu repositioning untuk diarahkan terhadap Sustainable Development Goals (SDG) yang dicetuskan oleh United Nations. Kini, beberapa perusahaan sudah mulai mengadopsi salah satu SDG untuk repositioning brand yang mereka kembangkan.

Hadir dan saksikan episode kedua HK Web Series – POST 23 tentang Open Innovation for (New)
DIFFERENTIATION pada 13 Juli 2023 secara offline di Philip Kotler Theater Class MarkPlus Main Campus dan online via Zoom! (kmb/balipost)

BAGIKAN