Foto kombo dari kiri ke kanan : I Made Gede Subawa, Ida Ayu Indah Yustikarini, Nyoman Rutha Ady. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi sudah melandai meskipun belum bisa dikatakan hilang. Namun pergerakan pariwisata sudah mulai ada, terutama dengan kedatangan wisatawan asing dan domestik di Bali. Hal ini tidak terlepas dari upaya Gubernur Bali dalam menangani Pandemi.

Pelaku Pariwisata I Made Gede Subawa dalam Dialog Merah Putih, Selasa (31/5) mengatakan, Bali telah melewati masa sulit pandemi COVID-19. Ia pun sudah mulai beroperasi sejak 6 bulan lalu dan sudah menerima bookingan dari Hungaria dan Ceko sebanyak 200 orang selama 11 malam. Kondisi ini memberi angin segar bagi pelaku pariwisata.

Menurutnya daya tarik Bali membuat wisatawan tersebut datang kembali. Mereka percaya bahwa Indonesia mampu menangani pandemi COVID-19 dengan baik.

Upaya pemerintah dalam penanganan pandemi cukup membantu pelaku pariwisata dalam memberikan kepercayaan calon wisatawan untuk datang.

Kabid pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini mengatakan, dalam menyambut pemulihan pariwisata ini, pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan program pemulihan pariwisata. Yaitu, dilakukan sejak 2020 menyiapkan destinasi wisata yang aman, nyaman dan sehat. Sehingga wisatawan domestik dan asing tidak ragu datang ke Bali.

Baca juga:  Dukung Kebangkitan Pariwisata, Triliunan Rupiah Dianggarkan di 2022

Pascapandemi, Dinas Pariwisata Bali mencanangkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. “Karena kita tidak mau semakin banyak wisatawan domestik maupun mancanegara, tapi potensi utama Pariwisata Bali yaitu budaya dan alam yang indah, masyarakat Bali yang ramah terdegradasi, berkurang maknanya, kita tidak mau itu terjadi,” ungkapnya.

Oleh karena itu Gubernur Bali sudah mengeluarkan berbagai peraturan baik Perda maupun Pergub yang harus dijalankan atau menjadi koridor supaya bisa memiliki pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Program-program Disparda Bali saat ini adalah fokus mendatangkan wisatawan yang berkualitas sehingga tidak lagi mass tourism, tidak lagi berdasarkan jumlah.

Wisatawan yang berkualitas adalah wisatawan yang menghormati peraturan dan budaya Bali. Saat ini pihaknya fokus pada promosi online yaitu membuat promosi online dengan video informasi tentang Bali. Tahun 2022 ada 4 video yang dibuat salah satunya adalah “Bali is Ready.”

Dalam video tersebut menampilkan sarana pariwisata seperti hotel, restaurant, daya tarik wisata yang sudah siap saat melayani pengunjung di masa pandemi. Hal itu dilakukan untuk membangun kepercayaan wisatawan bahwa Bali sudah siap.

Baca juga:  Perkuat Nasionalisme Lewat Seni Tradisi untuk Nangun Sat Kerthi Loka Bali

Kedua, bekerja sama dengan KBRI dibantu oleh Kemenparekraf untuk mendatangkan berbagai familiarization trip yang mengundang media dari luar negeri. “Jadi mereka membantu kita mempromosikan Bali. Yang kita perlukan sekarang adalah branding Bali bahwa Bali itu masih ada dan eksis, walaupun dihantam COVID tapi masih bagus dan tetap hebat,” ujarnya.

Pengamat Pariwisata, Nyoman Rutha Ady mengatakan, pariwisata tidak bisa dipungkiri dapat memberikan kesejahteraan yang besar bagi masyarakat. “Kita dalam kondisi sudah bisa bernafas kembali, obyek-obyek wisata mulai bergeliat. Secara khusus di wilayah Seminyak, Legian, Kuta karena market Australia, sekarang pun sudah mulai kedatangan wisatawan itu,” ungkapnya.

Masyarakat menyambut kedatangan wisatawan ini dengan baik. Masyarakat di masa pandemi dikatakan mengikuti instruksi pemerintah sehingga tercipta kondisi seperti saat ini.

Image yang berkembang di masyarakat terkait pariwisata yang mengambil alih lahan harus diubah karena masyarakat menikmati kebermanfaatan pariwisata meski saat ini belum pulih betul seperti sebelum pandemi. “Tanpa pariwisata, Bali masih punya pertanian tapi tentu saja selama hampir setengah abad , kita merasakan bahwa pariwisata telah menjadi lokomotif ekonomi Bali, mungkin 60 persen lebih. Suka tidak suka kita harus mengakui itu. Namun, pariwisata memberi dampak negatif meski presentasenya kecil,” ungkapnya.

Baca juga:  Pariwisata Berkualitas Jika Responsif dengan Local Wisdom Bali

Dalam rangka menjaga pariwisata Bali, pemerintah harus mengaturnya dengan berbagai aturan agar Bali ini tetap terjaga dari pengaruh negatif pariwisata. Pelaku bisnis harus taat aturan, masyarakat harus menjaga lingkungan dan wilayahnya sehingga tetap menjadi wisata potensial bagi wisatawan di masa depan.

“Apa yang telah dilakukan Gubernur Bali sangat positif bagi pengembangan pariwisata Bali ke depan. Dalam prosesnya, pemerintah telah menyediakan ruang ruang yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. Sehingga kesejahteraan masyarakat lebih merata dan Bali harus dikelola secara holistik,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN