Logo bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, terlihat pada jendela di lobi bank di Jakarta, Kamis (22/9/2016). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV 2021 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Indikasi tersebut berdasarkan hasil survei Perbankan Bank Indonesia (BI). Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 87 persen, lebih tinggi dari SBT 20,9 persen pada triwulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (21/1), mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis penggunaan. Ini, tercermin dari nilai SBT yang tercatat positif naik pada kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi.

Baca juga:  Wisman Meningkat, Kapolresta Pimpin Pengamanan di Kuta

Selanjutnya pada triwulan I 2022 pertumbuhan kredit baru diperkirakan melambat, terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 52 persen.

Perlambatan salah satunya disebabkan oleh standar penyaluran kredit pada triwulan I 2022 yang kemungkinan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya.

Dia menjelaskan hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 3,4 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 2,6 persen pada triwulan IV-2021.

Kondisi tersebut dipengaruhi perkiraan peningkatan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank. Kendati demikian, hasil survei menunjukkan responden tetap optimis pertumbuhan kredit ke depan.

Baca juga:  Hormati Keputusan FIFA, Presiden Minta PSSI Lobi Agar Tak Kena Sanksi

Responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2022 sebesar 8,7 persen atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2 persen. Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit. (kmb/balipost)

BAGIKAN