Sejumlah pengunjung di Tanah Lot melihat produk souvenir yang dijual di salah satu kios. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Kunjungan wisawatan ke DTW Tanah Lot, Desa Beraban, Tabanan mulai ramai. Ini terjadi sejak adanya penurunan level Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Oktober 2021.

Per hari, rata-rata kunjungan mencapai 2.000 orang yang didominasi wisatawan domestik. Bahkan pada Kamis (30/12), meski cuaca mendung dan gerimis, niat sejumlah wisatawan domestik untuk datang berlibur menikmati indahnya Tanah Lot tak surut.

Menggeliatnya sektor pariwisata ini tentunya sangat dinantikan oleh pedagang souvenir untuk bisa menggais rejeki di masa pandemi saat ini. Meski kondisi belum sepenuhnya pulih, minimal dalam sehari mereka sudah mulai bisa mendapatkan “garus” (penglaris) penjualan.

Baca juga:  Jaga Citra Bali, Pelaku Pariwisata Diminta Jangan Demo dan Turun ke Jalan

Seorang pedagang souvenir baju, Listiya mengaku dirinya sempat menutup total usahanya ini lantaran pandemi. Namun sejak Oktober 2021, dengan adanya penurunan level PPKM, ia kembali berjualan.

Ia pun mengatakan meski wisawatan sudah mulai banyak, namun sangat sedikit yang berbelanja. “Sehari dapat 2 sampai 5 pembeli saja sudah sangat bersyukur, karenanya tamunya banyak yang beli jarang. Kalau dulu sebelum pandemi, rata-rata sehari ada sampai puluhan,” ucapnya,

Sementara itu Kepala divisi pasar DTW Tanah Lot, I Made Adi Susila menjelaskan, sejak penurunan level PPKM, sejumlah kios memang sudah mulai buka. Hanya saja jumlahnya baru 15 persen dari total kios mencapai 650 unit.

Baca juga:  3 Bandara Diambil Alih AP II, Ini Rinciannya

Meski demikian, jumlah 15 persen tersebut dirasa sudah sangat baik di masa pandemi kali ini. “Baru 15 persen atau setara 100-an kios yang baru buka, karena kedatangan wisatawan juga belum stabil akibat berbagai aturan, dan kios yang buka ini kebanyakan jualan souvenir, untuk makanan minuman lebih sedikit karena mereka memperhitungkan masa kedaluwarsa barang yang dijual,” terangnya.

Kios yang belum buka ini, lanjut kata Adi Susila, kemungkinan masih memperhitungkan biaya operasional lantaran mereka harus menggaji karyawan. “Jika kondisi kunjungan wisata sudah stabil, kemungkinan akan lebih banyak lagi yang buka, tetapi untuk pedagang di pasar seni atau di jalur pintu masuk kawasan sudah banyak yang buka,” ucapnya.

Baca juga:  Raih Penghargaan ke-5 di 2022, Bank Lestari Bali Komit Maksimalkan Layanan Digital

Sementara untuk tingkat kunjungan di Desember 2021, dari data yang dirilis manajemen DTW Tanah Lot, sampai dengan Kamis (30/12) mencapai 57.650. Jumlah ini beda tipis dengan periode yang sama di 2020 yakni sebanyak 58.607 orang. Sedangkan total kunjungan selama tahun 2021 sebanyak 271.769 orang. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN